***
Nah, jadi bagaimana peserta dapat menulis surat dengan menceritakan segala macam tetek bengek, hal ikhwal sebuah kota kepada orang lain yang tempat tinggalnya tidak sama. Kalau punya banyak pengetahuan dan pengalaman, mungkin mudah saja menceritakannya. Sebaliknya, jika minim, kesusahan  juga pada akhirnya.
Dan begitulah kisah ini dimulai. Walaupun tugasnya sepertinya mudah, namun banyak hal yang bisa dipelajari.
***
Menulis itu sama juga dengan bercerita. Cerita dari hal yang pernah dilihat. Cerita dari hal yang pernah didengar. Cerita dari hal yang pernah dirasakan. Dan, tentunya yang tak ketinggalan adalah cerita dari hal yang berasal dari membaca.
Membaca adalah kunci informasi yang didapatkan. Melihat, mendengar, dan merasakan adalah pengalaman. Perpaduan antara semuanya itu, yang pada akhirnya seseorang bisa menuangkan gagasan (ide) atau opini (tanggapan, komentar) ke dalam sebuah tulisan. Tulisan yang bernas, bukan sambil lalu atau omong kosong,
***
"Oww... ternyata begitu pelajarannya."
Menarik juga....
"Lha, terus, untuk menulis yang baik, apa mesti ikut kelas menulis, kursus atau diklat kepenulisan?"
Tidak harus juga sebenarnya. Bukan sebuah kewajiban yang mutlak dan harus dipenuhi. Tetapi kalau untuk meningkatkan pengetahuan dan menimba pengalaman dari yang sudah berpengalaman, ya tidak ada larangan.