Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air Hujan, Berkah tapi Juga Musibah

10 Januari 2021   10:10 Diperbarui: 10 Januari 2021   10:41 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kok bisa begitu, ya? Bukankah airnya sudah lebih dari cukup?

Tentu saja, sangat-sangat disayangkan kondisi yang demikian. Apalagi jika tanaman itu sedang musimnya berbuah. Kelebatannya justru tampak menyedihkan.

Mau tak mau, panen dini, jika ingin hasil yang masih bisa dinikmati. Sebab jika menunggu esok atau lusa, sudah mulai mengkerut; tidak lagi segar.

 

Pengaruh Apa?

Mengapa harga lombok di musim penghujan jadi seperti menggila begitu, tentu ada sebabnya. Analogi sederhana bisa dimengerti saat kita punya tanaman itu sendiri. "Mengapa tanaman lombok jadi gampang busuk akarnya jika terkena air hujan?"

Perlu penanganan lebih ekstra supaya hasilnya tetap maksimal (dok. pribadi)
Perlu penanganan lebih ekstra supaya hasilnya tetap maksimal (dok. pribadi)
Konon, sebenarnya petani yang "asli" menganggap musim hujan sebagai off season. Banyak kendala untuk merawat tanaman lombok selama musim hujan.

Selama musim hujan, ancaman datang dari serangan hama, hingga berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri.

Itu sebabnya, mengapa petani beralih menanam tanaman lain. Sehingga, stok di pasaran berkurang drastis. Tentu saja, ini berujung pada naiknya harga lombok tadi.

Paham ya, akhirnya dengan siklus ini.

Lha terus bagaimana yang sudah terlanjur menanam? Bukankah tanaman ini mampu bertahan hingga dua tahun terus-menerus? Sayang bukan jika harus di-"mati"-kan cuma gegara hujan datang? Sayang dengan hasilnya bila cukup berlimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun