Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

"Wisata Surabaya ke Karaoke dan Panti Pijat," Hah?!

3 Desember 2020   16:09 Diperbarui: 3 Desember 2020   16:12 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coretan di dinding dan karangan bunga dukungan buat Bu Risma (foto: dok. pribadi)

"Suroboyo iku wisata'e nang 'ndi? Karaoke, panti pijet? Gak jelas..."
(Surabaya itu kalau mau wisata ke mana? Karaoke? Panti pijat? Tak jelas....)

Suasana pilkadal (pemilihan kepada daerah secara langsung) 2020 di Surabaya memang tak sampai sepanas suhu politik di DKI Jakarta. Tapi, meskipun kelihatannya tenang di permukaan, tapi di bawahnya arusnya begitu nampak kelihatan bergolak.

Di antara video yang tersebar di dunia maya, salah satu yang mungkin bisa jadi pemantik masalah atau malah jadi blunder adalah soal pariwisata Surabaya.

Salah satu pasangan calon (paslon) mengemukakan pernyataan seperti yang tertera dalam tangkapan layar di bawah ini. Ia mempertanyakan soal tempat wisata di Surabaya. Mau ke mana sebenarnya tempat jujugan yang pas di kota Pahlawan ini.

Sebagian isi video. Bisa dilihat di Sumber video dari: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=641271683202325&id=101433349930850&sfnsn=wiwspwa
Sebagian isi video. Bisa dilihat di Sumber video dari: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=641271683202325&id=101433349930850&sfnsn=wiwspwa
Tentu saja penyebutan dua tempat tersebut sebagai contoh, yakni karaoke dan panti pijat, bisa memerahkan telinga. Dua tempat tersebut konotasinya cenderung negatif. Kebanyakan berita yang muncul selalu berkaitan dengan masalah kesusilaaan. Bukan kesan-pesan yang positif.

"Waduh, Surabaya tempat wisatanya karaoke dan panti pijat...?!"  Oh, no.... :(

Apa tak ada tempat lain yang lebih menyejukkan telinga begitu? Masa sebagai kota terbesar di Indonesia ini, kalau mau wisata, kunjungannya di karaoke dan panti pijat? Tak salah dengar atau tak salah kata?

Padahal, Surabaya ini sudah diakui oleh dunia internasional. Banyak prestasi yangsudah ditorehkan. Bukan hanya membanggakan warga lokal tapi juga negara.

Secara acak, misalnya, tahun 2012 mendapatkan penghargaan Kota Terbaik Se-Asia Pasifik versi Citynet. Juga penghargaan untuk Kota Berkelanjutan ASEAN, Enviromentally Award.

Pada tahun 2013, meraih 2 kategori penghargaan tingkat Asia Pasifik dalam ajang FutureGov Award. Taman Bungkul yang berada jalur utama kota, mendapatkan penghargaan di tahun yang sama pada The Asian Townscape Award.

Pada 2014, Surabaya mendapatkan penghargaan Socrates Award kategori Future City dari European Business Assembly (EBA).  Lalu dari London Summit Leaders, dalam kategori Innovative City of the Future, Surabaya jadi satu-satunya kota perwakilan dari Indonesia.

Berlanjut di tahun 2017, Surabaya mendapatkan Unesco Learning City Award dan Sutainable City an Human Settlements Award kategori Global Green City.

Pada 2018, Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention dari Urban Development Authority (URA) dan Center Liveable Cities (CLC).sukses diboyong Surabaya. Pada tahun itu pula,  Surabaya mendapat penghargaan Scroll of Honour Award dari United Nations Human Settlement Programme atau yang lebih dikenal dengan nama UN Habitat.

Khusu dalam bidang pariwisata, Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018, kategori Best of the Best juga diraih Surabaya. Termasuk juga The Guangzhou International Award 2018 untuk  Category Online Popular City.

Tentu, dengan beragam prestasi tersebut, nama Surabaya makin mengglobal. Jelas menumbuhkan potensi kunjungan wisata, baik dari domestik atau mancanegara. Lalu kalau mereka datang ke Surabaya, mereka berkunjung ke mana saja?

Pahami Teori 

Hahaha... Pernyataan calon walikota yang berlaga di pilkada 2020 untuk kota Surabaya ini tentu saja segera mendapatkan tandingan pernyataan. Seperti yang juga disampaikan dalam cuplikan video tersebut dan pada isu tema yang lainnya.  

Wisata, pariwisata, kepariwisataan. Istilah-istilah ini tentu harus dipahami benar supaya tidak jadi blunder dan bahan ketawa-ketiwi.

Pernyataan yang memang bisa multi tafsir di antara para pendengar, penonton, atau pendukung paslon. Bisa dianggap lucu sebagai sebuah kritik dan satir untuk petahana. Atau pernyataan yang dianggap lucu karena mengada-ada oleh pihak lawan.

Sebenarnya ada beragam teori menurut para pakar, baik dari dalam maupun luar negeri. Tapi jika itu dituliskan di sini nanti akan jadi bahan laporan atau Bab Landasan Teori dalam pembuatan tugas akhir hehe....

Paling aman adalah ketentuan dari peraturannya sendiri. Dalam istilah pariwisata, terkait pula kata wisata dan kepariwisataan. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, beberapa istilah tersebut memiliki pengertian tersendiri.

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 

Jadi dalam pengertian wisata ini terdapat unsur-unsur yaitu:
(1) Kegiatan perjalanan;
(2) Dilakukan secara sukarela;
(3) Bersifat sementara;
(4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Adapun  pengertian dari objek dan daya tarik wisata menurut peraturan yang sama ini  -yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata- meliputi:
(1).  Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
(2). Karya manusia yang berwujud: museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
(3). Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Jenis Pariwisata 

Pengertian "Pariwisata" memiliki beragam sudut pandang. Oleh karenanya, pariwisata ini bisa dikelompokkan sebagai berikut.

  • Wisata Budaya
  • Wisata Kesehatan
  • Wisata Olahraga
  • Wisata Komersial
  • Wisata Industri
  • Wisata Politik
  • Wisata Konvensi
  • Wisata Sosial
  • Wisata Pertanian
  • Wisata Maritim (Bahari)
  • Wisata Cagar Alam
  • Wisata Buru
  • Wisata Pilgrim
  • Wisata Bulan Madu

Jenis--jenis wisata tersebut dapat berkembang lebih banyak lagi, tergantung pada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau suatu negara. Semakin kreatif dan banyak gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini.

Kategori Pariwisata

Batasan bahasan mengenai "pariwisata" juga sangat luas. Maka jika dikaitkan dengan maksud berwisata atau kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata ini dapat dikategorikan menjadi:

  • Wisata Agro
  • Wisata Belanja
  • Wisata  Budaya
  • Wisata Iklim
  • Wisata Karya
  • Wisata Kesehatan
  • Wisata Konvensi/Seminar
  • Wisata Niaga
  • Wisata   Olahraga
  • Wisata Pelancongan/pesiar/pelesir/rekreasi
  • Wisata  Petualangan
  • Wisata Ziarah
  • Darmawisata
  • Widyawisata (pendidikan)

Jadi, soal penyebutan nama dua tempat tadi, kalau memang ada yang mau memasukkannya di antara kategori seperti yang tersebut di atas, maka itu bisa saja termasuk, tapi bisa juga tidak. Perlu diskusi ilmiah untuk hal ini. Tetapi, tempat bernama "karaoke dan panti pijat" hanyalah secuil dari keseluruhan bagian yang sebegitu maha luasnya.

Penutup

Prinsip dasar kalau mau jadi pemimpin di kota Surabaya itu sebernarnya gampang. Warga kota ini kebanyakan memang silent, tak banyak bersuara. Terlalu malas untuk mengurusi hal-hal yang baginya tak terlalu penting baginya. Namanya  juga nuansa kota metropilis. Tapi, cuek, sebenarnya juga tidak sama sekali.

Tapi, jangan pernah menjelek-jelekkan kota Buaya. Seperti nalurinya, begitu diusik, dia bergerak dan siap memangsa pengganggunya. Biar bagaimanapun Surabaya itu adalah bagian dari milik bersama.

Jadi ini mau pilih paslon nomor berapa? Wait, itu "rahasia" saya, hehe... Tidak etis dan tidak baik juga mengumbar ke publik dan mempengaruhi pilihan orang lain. Itu juga berarti bukan asas "bebas" namanya.

So, kita tunggu hasilnya, 9 Desember 2020. Siapa yang jadi favorit untuk meneruskan kepemimpinan Bu Risma yang sudah 2 periode. Sebenarnya, kalau saja ada dispensasi atau diskresi, barangkali hasilnya seperti dalam foto ini. Tak usahlah diganti. Tapi aturan tetap kudu dijalankan, sebagai warga negara yang baik.

Coretan di dinding dan karangan bunga dukungan buat Bu Risma (foto: dok. pribadi)
Coretan di dinding dan karangan bunga dukungan buat Bu Risma (foto: dok. pribadi)
Selamat memilih buat arek-arek Suroboyo....

Salam satu nyali. Wani...

3 Desember 2020

Hendra Setiawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun