Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sayangi Bumi, Bumi Menyayangimu

23 April 2020   17:00 Diperbarui: 23 April 2020   17:01 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau lokasinya mendukung, ia bisa tumbuh dengan subur. Tetapi jika ia berada dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung, ia bisa mati.

Artinya apa? Kita tidak bisa mengharapkan sesuatu bisa ada dengan baik, ketika kita tidak berbuat hal yang sama. Memperhatikan dan merawat tumbuhan atau tanaman adalah salah satu cara untuk menghargai bumi ciptaan-Nya.

Oh, ya, kalau soal tanaman lunak dalam wadah terbatas (pot, plastik, dan sejenisnya), barangkali  sudah cukup banyak yang membahas. Kali ini khusus bahasan mengenai tanaman keras yang berbuah, namun dalam tempat yang terbatas. 

Dokpri
Dokpri
Hmm, menyenangkan melihat hasil kebun yang lumayan banyak ini. Gambar ini hanyalah sebagian kecil dari buah Srikaya, yang di pohonnya masih ada banyak.

Katanya tetangga sih, di pasar harga 1 kilogram Rp. 35.000. Isinya hanya 5 buah. Nah, coba membandingkan dengan menimbang sendiri. Satu kg isinya 6 tapi memang buahnya agak bervariasi. 

Jadi, perkiraan 5 itu, masih dalam ukuran yang standar saja. Kalau ukurannya jauh lebih besar lagi, mungkin hanya 3-4 buah per kilo. Jadi bisa cukup kaya sebenarnya ya, punya pohon buah-buahan seperti ini, hehehe...

Dokpri
Dokpri
Ya itu sih kalau mau memperjualbelikannya. Tetapi kesenangan dan rasa bahagia itu kan tidak harus diukur dengan banyaknya rupiah. Bisa berbagi dengan saudara yang tempat tinggalnya dekat ataupun dengan tetangga, kenalan dan para sahabat, nilainya tidak bisa diukur.

Apalagi terkadang ada orang lewat, ada yang lagi ngidam... Waduh itu malah tidak terukur lagi. Malah bisa-bisa dapat imbal balik yang jumlahnya lebih tinggi dari pemberian tadi. Tidak setara. Sudah nolak-nolak, ya terpaksa diterima; daripada berebutan memberi dan menerima. Padahal lho, pemberiannya ikhlas. Ya sudahlah... :P

Mari kita tonton video pendek ini. Dibuat pada pekan awal bulan ini. Langitnya lagi mendung, sudah hitam rata dan mau hujan. Kalau sekarang sih beberapa buahnya sudah amblas. Dipetik dan dikonsumsi sendiri, dan sebagian dibagi-bagi. Berbagi berkat Tuhan...

Pohon ini dulunya sempat tidak terurus dan terawat. Beberapa kali hampir mati karena mengalami kekeringan. Maklumlah cuaca kota Surabaya memang cenderung panas. Jadi penguapan terjadi begitu cepat. Apalagi di pot yang kecil. Malah cepat kering.

Karena tumbuhan yang berasal dari biji ini sudah semakin membesar, maka sebenarnya waktu itu hanya dipindah sementara saja tempatnya. Pada lokasi yang ada media tanam lebih banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun