Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merasakan Sensasi Tabebuya Pink di Surabaya

17 November 2019   17:17 Diperbarui: 19 November 2019   18:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu ini, eh.... bukan, ding... Maksudnya beberapa hari Minggu di bulan Oktober-November ini, sering tidak bisa lagi keluar pagi. Maklum, ada kegiatan 'keagamaan' bersamaan dengan rutinitas yang kerap dilakukan di jam pagi pada hari Minggu itu.

Biasanya, sekadar olah raga 'ringan-sedang' dengan bersepeda. Melihat suasana kota kala lengang, sembari mengabadikan gambar-gambar yang dianggap menarik. 

Meskipun itu bisa dilakukan di hari biasa, tetapi kondisi jalanan tentu berbeda dengan hari libur. Lebih tenang dan lebih leluasa berada di jalanan. Tingkat polusi udara dan suara juga lebih rendah. Bisa lebih nyantai dan nyamanlah...

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Surabaya dan November. Tentu, kita semua paham kaitan di antara keduanya. November, tidak saja bersejarah bagi kota Surabaya, tapi juga bangsa Indonesia secara umumnya. Memperingati peristiwa bersejarah itu, Surabaya punya agenda Parade Surabaya Juang. 

Nah, seperti apa, silakan baca di karya berjudul Cara Arek Surabaya Mengenang Kepahlawanan 10 November . Ops, sudah tiga ribuan pembaca jumlahnya terkini, nangkring di "Artikel Utama".

Surabaya Panas tapi Sejuk

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Surabaya tahun ini sepertinya mengalami cuaca panas yang lebih panjang. Bulan kemarin, aplikasi pencatat suhu accu weather, bahkan pernah merilis suhu ekstrim panas seperti capture di atas. 

Jangan ditanya, bagaimana rasanya hahaha... Kalau kondisi seperti ini, minum air putih (bening ya, harusnya :)) jadi hal yang wajib dilakukan.

November ini, baru sekali Surabaya dapat guyuran air hujan. Tapi itupun tidak lama. Ya, tapi lumayanlah, jadi sedikit penyegar, hehe... 

Nah, karena puncak musim kemarau yang bergeser ini, bagi Anda yang pernah membaca viral-nya kala bunga-bunga Tabebuya mekar di Surabaya, Anda sebenarnya bisa dolan lagi ke sini. Senyampang, di beberapa tempat masih bisa dijumpai yang mekar-mekar indah.

Kalau bunga Tabebuya warna kuning, sepertinya sudah tidak banyak yang mekar. Jarang lagi dijumpai. Kalaupun ada, sudah tidak banyak. Juga tidak lagi serempak dan bergerumbul banyak.

Justru, kisah pagi ini (17/11/2019) sepertinya menjadi sensasi baru yang lebih menarik, hehe... Daripada disimpan sendiri, lebih baik berbagi, bukan?! Lebih bermanfaat dan lebih berguna. Toss dulu, buat yang setuju! :)

Berhubung kisah ini sudah pernah ditulis panjang lebar, silakan simak kembali di artikel Menikmati Romantisme Surabaya Rasa Jepang (klik https://www.kompasiana.com/hendra.setiawan/5c012eaf677ffb1d73248cc7/menikmati-romantisme-surabaya-rasa-jepang). Tulisan ini sudah tayang di bulan yang sama tahun lalu. Wah, ternyata sudah hampir menembus dua ribuan pembaca. Dapat label "Artikel Utama" lagi, hehe... Matur tengkyu, ya,  Admin... :).

Jalan-jalan ke Surabaya kali ini akan melihat tebaran pohon tabebuya warna pink yang tampak semarak di beberapa area jalan di kota Surabaya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Yups, keren, bukan.... Ada gedung warna pink. Eh, Tabebuya-nya berwarna sama: pink. Kalau seperti ini, mending memang berjalan kaki. Biar sehat, bisa foto-fotoan lagi. Kapan lagi?! Mekarnya Tabebuya ini hanya berkisar 5-7 hari, sebelum bunganya berguguran. Jadi, ayo, segera datang dan abadikan!

 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kalau pohon Tabebuya berada di pulau jalan seperti ini, tentu fotonya diambil dari jarak jauh. Kalau foto-fotoan, tetep  bisa dijadikan latar belakang yang bagus.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kalau situasinya seperti ini, pohon Tabebuya berada di bahu jalan, siap-siaplah ditonton banyak orang, hehe... Meskipun bagus, tetapi situasi sekitar yang terkadang tidak mendukung. Lahannya dipakai parkir R4 atau R2. Sayang,....

 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Oke, lanjut, ya.... Keterangan pada foto memang sengaja dibuat seperti itu. Ada pedestrian, ada trotoar. Sama atau beda pengertiannya? Mana yang benar? Bedanya apa?

Pedestrian adalah kata serapan baru, yang alih-alih menggantikan kata trotoar, namun seringkali jadi salah kaprah. Makna sebenarnya dari pedestrian adalah pejalan kaki. 

Sedangkan trotoar sendiri pengertiannya adalah jalur pejalan kaki. Pada umumnya, trotoar ini sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan. Fungsinya adalah untuk menjamin keamanan dari pejalan kaki.

Mau tau yang baru dari Surabaya? Lihat foto berikut ini.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Walikota Surabaya memang keren... Surabaya bukan menuju menjadi kota yang kereng, menakutkan. Namun ramah bagi siapa saja, termasuk buat kaum pejalan kaki. Fasilitasnya terus ditambah, biar makin asyik!

Sudah ya, begitu dulu kabar dari kota Pahlawan.... Kalau ada yang mau foto-fotoan, pengin jadi model dengan latar foto Tabebuya pink, boleh hubungi saya. Syarat utamanya: perempuan, fotogenik, dan status masih single. Syarat tambahannya: manusia dan bernafas. Hehehe...., just kidding... Peace!

Selamat hari Minggu... Salam cinta dan damai selalu...

 Hendra Setiawan 

Surabaya, 17 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun