Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Foto] Tetra Rembulan dan Konjungsi Planet (Kisah Sang Tetra Rembulan - 2/2)

23 Mei 2019   19:20 Diperbarui: 25 Mei 2019   15:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abu ini kemudian banyak menghamburkan sinar merah dari Bulan. Akibatnya, selama beberapa tahun, masyarakat sekitar bisa melihat Bulan berwarna biru.

Kejadian ini juga terulang saat terjadi ledakan Gunung El Chichon di Meksiko pada tahun 1983, Gunung St. Helens di Amerika Serikat pada tahun 1980, dan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991. Masyarakat sekitar melaporkan telah melihat Bulan berwarna biru setelah terjadinya ledakan itu.

Jadi, begitulah definisi atau pengertian dari Bulan Biru. Secara kiasan adalah Bulan yang kehadirannya berada di luar definisi umum kalender dan musim. Namun, di sisi lain adalah Bulan dengan warna birunya yang nyata.

Foto-fotonya barangkali seperti ilustrasi hasil googling seperti ini.

Sumber: sesuai gambar
Sumber: sesuai gambar
Okey.... Begitu saja ya dulu. Ternyata mengasyikkan belajar sains dari hasil moto-moto. Silakan kalau mau mendaur-ulang sebagai bahan pelajaran. Tapi jangan di-copas habis ya... :(.

Sekadar pengalaman kala menulis sejarah. Tak enak, sakit...rasanya! Susah-susah belajar dan menuliskannya dengan bahasa yang lebih populer. Eh, tetiba muncul di blog pribadi tanpa keterangan apa-apa.

Hahaha... Maapken, jadi curhat, hehe... Sampai ketemu lagi di kisah yang lain.

Salam damai selalu... Indonesia...!

 Hendra Setiawan

*) sok jadi pengamat bulan :)

Tulisan sebelumnya yang terkait dengan fenomena bulan purnama:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun