Supermoon ini digadang-gadang menjadi yang terbesar sebelum datang kembali pada malam Natal 24 Desember 2026. Tunggu tujuh tahun lagi...
MARET
Malam ini, peristiwa ekuinoks 21 Maret 2019, menjadi penutup dari rangkaian trilogi supermoon yang sudah dumulai sejak awal tahun.
Penampakan kali ketiga secara berturut ini, tetap termasuk istimewa dan langka. Sebab terkait dengan peristiwa ekuinoks bulan Maret. Pada saat ini, panjang waktu akan sama 12 jam, baik di bagian bumi sebelah selatan maupun utara dari garis nol derajat khatulistiwa.
Jika di belahan Bumi bagian utara, bulan purnama ini akan terjadi di musim semi. Maka di belahan Bumi bagian Selatan, bulan purnama ini akan terjadi di musim gugur.
Supermoon di bulan yang berbeda ini, mendapat julukan Super Worm Moon. Disebut demikian karena merupakan gabungan antara fenomena bulan purnama dan supermoon. Super Worm Moon akan terlihat bercahaya terang karena bertepatan dengan bulan purnama.
Mengapa Bulan purnama pada Maret disebut dengan worm moon? Karena pada zaman dahulu, orang-orang menamai bulan purnama sesuai dengan keadaan musim.
Di belahan Bumi bagian utara, bulan purnama di bulan Maret disebut sebagai worm moon. Worm moon ini menjadi tanda bergantinya musim dingin menjadi musim semi.
Namun sebaliknya, penduduk Bumi bagian selatan menyebut bulan purnama di bulan Maret sebagai harvest moon. Ini karena di sana bulan purnama ini menjadi tanda berubahnya musim panas menjadi musim gugur.
Tampak dalam kolase foto ini, bulan terlihat cukup besar dari biasanya. Tidak seperti bulan purnama pada umumnya.