"Sejarah telah menuliskan takdir: PSI akan menjadi PENGGANGGU kenyamanan partai-partai lama. Kita akan MENGGANGGU tidur siang panjang para politisi yang hanya bekerja lima tahun sekali!
PSI BUKAN ANAK MANIS. Grace Natalie bukan cuma yang bilang: sudah, sudah?
"THE REAL GRACE NATALIE" adalah yang berdiri di sini --- di podium ini --- menggugat Tuan dan Puan yang sudah terlalu nyaman duduk dan lupa tugas politik kalian. Kepada mereka --- politisi zaman old --- pesan saya: SUDAH, SUDAH CUKUP!
PSI sebetulnya tidak perlu berdiri jika Partai Nasionalis mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Kita rakyat Indonesia bahkan tidak berharap mereka bekerja dengan cara yang hebat atau luar biasa. Kita cuma berharap mereka tidak korupsi, kita cuma berharap partai nasionalis tidak diam, apalagi mendukung perda-perda diskriminatif!"
Trilogi PSI: Antikorupsi, Antiintoleransi, dan Antidiskriminasi
Jika melihat kronologis dari kegiatan Festival 11 yang diadakan di berbagai kota, seperti Surabaya, Jogjakarta, Bandung, Medan, dan Jakarta. Maka secara prinsip ada benang merah yang sama dan terus diulang. Antara lain soal menggejalanya intoleransi (yang berakibat pada pembiaran dan menjadi 'normalisasi'), dan juga soal korupsi yang terus terjadi.
Selain itu, partai ini juga kerap menyentil perilaku para politisi yang gemar melakukan hoax, aneka kebohongan. Artinya, secara tidak langsung, PSI menantang banyak pihak yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Menggugat partai dan politisi yang tidak taat pada aturan hukum yang berlaku dan amanat konstitusi.
Tak heran, partai anak muda ini kerap juga mendapatkan sindiran balik. Terutama soal nanti bisa masuk Senayan ataukah tidak. Sebab PSI terang-terangan melakukan sindiran berupa pemberian award kebohongan, gabut (gaji buta), dan lain-lain.
Sebagai partai baru, idealisme yang diusung PSI tentu menggembirakan. Menggembirakan bagi orang-orang yang punya idealisme sama tingginya terhadap kemajuan negeri ini. Apalagi jika flashback ke belakang, cita-cita reformasi para mahasiswa angkatan 1998 belum sepenuhnya terjadi. Satu di antaranya adalah anti KKN (korupsi kolusi, dan nepotisme)