Ya... ya... ya.... Teori itu mudah dan bisa dipelajari. Namun tak segampang praktik hidup yang dilakoni. Dalam kekristenan, ada kalanya itu juga dibenarkan.Â
Ada kasus-kasus tertentu, alasan-alasan yang fundamental, yang mengijinkan perpisahan dalam hubungan perkawinan menjadi putus. Alasan paling ekstrim adalah zina (selingkuh). Alasam lain misalnya KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga).
Tapi, memang cerai adalah pilihan terakhir dan bukan satu-satunya cara, apalagi yang pertama. Ada banyak proses yang mesti dijalani sebelum opsi ini akhirnya diambil. Itu pun tidak cukup sehari-dua hari, seminggu-dua minggu, ataupun sebulan-dua bulan.Â
Konseling kristiani (pelayanan pastoral) bisa berlangsung dalam hitungan tahun, dan bahkan seumur hidup. Tergantung beban persoalan yang dihadapi.
Yups, biar tidak melebar ke mana-mana, tulisan ini tidak membahas sejauh mana praktik kristiani memandang perkawinan-perceraian itu. Tentu ada porsinya sendiri dan itu juga butuh ruang yang lumayan agak panjang. Jadi cukuplah poin di atas saja, ya...Â
Menguak Tabir Misteri?
Sidang permohonan gugatan cerai BTP kepada VT yang menjadi titik sentral pemberitaan viral ini, tentu memuat banyak tanya. Apa memang sedemikian hebatnya "prahara" yang ada dalam keluarga pujaan jutaan orang ini?
Toh,bukankah selama ini, kehadiran mereka berdua di publik senantiasa menjadi sorotan dan panutan. Kombinasi pasangan yang serasi. Sama seperti pasangan politiknya yang lain: Jokowi-Iriana, Djarot-Happy. Keluarga yang ideal, harmonis. Kisah cintanya sudah banyak beredar di buku cetak dan media elektronik. Kurang apa lagi yang bisa bikinbaper?
Flash backsejemak, dalam suatu kesempatan Ahok pernah bercerita (sumber) bagaimana jika hubungannya dengan Vero lagi tidak pas (kurang harmonis)?
"Istri saya pernah ngambek, tapi istri saya kalau ngambek itu, kita nggak pernah usir-usiran sampai tidur di sofa, nggak ada," cerita Ahok pada 9 November 2016 lalu.
Kalau sedang marah, kata Ahok, Veronica tak mengungkapkan kekesalannya melainkan hanya menunjukkan muka cemberut.