Mohon tunggu...
Hendi Setiyanto
Hendi Setiyanto Mohon Tunggu... Freelancer -

Menulis itu mencerahkan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Si Sulung Curug Mrawu

3 Februari 2016   17:54 Diperbarui: 3 Februari 2016   18:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lokasi curug ini masih tersisa plang papan nama tempat ini. Walaupun kondisinya kurang terawat dan tidak tertancap dengan kuat. Saya pun berinisiatif membetulkan posisi plang tadi hingga bisa dijadikan sebagai latar belakang saat berfoto.

Karena sebelumnya saya sudah pernah melihat foto-foto curug ini jadi tidak terlalu penasaran. Sangat disayangkan tumpukan sampah mulai dari ranting kayu, sandal jepit, bungkus makanan ringan hingga bekas botol air mineral berserakan di pinggiran kolam. Pengin rasanya memunguti satu persatu sampah-sampah tadi, tapi apa daya kemampuan kami terbatas.

Saya hanya sempat menyingkirkan beberapa ranting berukuran besar yang teronggok di pinggiran kolam. Karena saking semangatnya saya pun sampai terjatuh dan terpelanting di atas batu. Untungnya terlindungi oleh tas yang berada di punggung. Teman saya pun hanya tertawa terbahak-bahak.

Yang menjadi khas curug Mrawu ini adalah terdapat tanda strip berwarna kuning yang berada di sisi kanan kiri tebing bagian bawah. Sebenarnya warna kuning tadi adalah aliran mata air hangat yang keluar dari celah-celah tebing dan mungkin mengandung sedikit belerang.

Sementara itu di sisi kiri tebing terdapat rimbunan pohon bambu yang membuat asri tempat ini. Di sebelah kanannya ada pohon aren besar yang tumbuh di tebing berbatu.

Kami pun berdebat kalau tempat ini pernah masuk tv dalam acara My Trip My Adventure yang terkenal pada salah satu stasiun tv swasta.Tapi ragu juga karena setelah di telisik lebih jauh plang MTMA nya tidak ada, padahal dalam tayangannya hostnya menancapkan plang tadi sebagai kenang-kenangan.

Tidak butuh waktu lama kami di sini karena tujuan utama kami adalah curug yang masih perawan dan tersembunyi di desa sebelah. Saat turun terasa begitu cepat jalannya, mungkin memang begitu adanya beda saat pas berangkat.

Kami makin asyik saja mengabadikan berbagai macam bunga liar dan kupu-kupu yang hinggap kesana kemari. Sesekali ngaso sejenak mengambil nafas yang ngos-ngosan.

Saat perjalanan pulang kami di sambut beberapa pasangan muda-mudi yang sedang asyik mojok di atas batu. Dengan iseng saya pun mengabadikannya hehehe. Bahkan ada yang sedang berpelukan di dalam gazebo dan tidak peduli dengan kondisi sekitarnya yang makin banyak orang.

Motor kami yang terparkir sudah terlihat di depan mata. Saya bertanya kepada salah seorang mas-mas yang berjaga di situ.

“Mas, di sekitar sini ada curug lain nggak?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun