Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Produk Halal Penting Sekali Bagi Saya

17 Oktober 2017   14:47 Diperbarui: 17 Oktober 2017   15:24 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pentingkah produk halal bagi saya dan keluarga? Sangat penting baik itu berupa makanan maupun produk lainnya seperti sepatu dan tas. Sebagai umat Islam dan sebagai kepala keluarga saya sangat memperhatikan produk halal bagi saya dan keluarga.

Produk Makanan Impor

Makanan halal adalah perhatian utama, karena berkaitan dengan perut, jangan sampai tercerna menjadi darah dan daging kita.

Wanti-wanti memperingatkan keluarga agar memperhatikan ada atau tidaknya cap halal dari institusi terpercaya, pada kemasan produk makanan tersebut. Hindari produk makanan instant buatan Korea,Thailand, Jepang, Vietnam dan China. Bukan anti pada negara-negara tersebut tapi makanan impor dari salah satu atau salah dua negara tersebut saya temukan di supermarket tidak ada label halalnya.

Untuk produk makanan dalam kemasan buatan Indonesia, Malaysia dan Singapura umumnya aman, berlabel halal dari majelis agama Islam setempat.

Bagaimana sikap kita memilih makanan ketika berada di negeri non Muslim? Satu kata, hati-hati. Cari info di mana restoran Muslim, bila tak ada pilih menu ikan dan sayur saja, relatif aman dari sisi kehalalan.

Pesan Makanan Sebelum Terbang

Salah satu aturan entah tertulis entah konvensi saja, dalam penerbangan international biasanya perusahaan penerbangan menyediakan pilihan makanan halal yang dapat dipesan sebelum terbang.

Berikut ini pengalaman mendapatkan makanan halal dalam sebuah penerbangan:

Saya lupa tepatnya tahun berapa, mungkin tahun 2000. Ketika pulang dinas dari Thai Fuji Xerox, teman saya orang Thailand bilang di kantor  "Saya sudah reconfirm tiket Hendi pulang ke Jakarta, juga pesan makanan halal untuk kamu".  " Terima kasih", kata saya.

Dalam penerbangan dari Don Muang ke Changi sebelum terbang lagi ke Cengkareng, saat membagi makanan Pramugara Singapore Airlines hallo-hallo ke penumpang, "Siapa yang bernama Mr. Hendi Setiawan?". "Saya", teriak saya. "Ini makanan halal yang anda pesan", kata Pramugara.

Gembira betul disediakan makanan halal, satu-satunya sekapal-terbang.  Begitu saya buka aluminium foilnya, ternyata nasi goreng. Pelit banget ini maskapai cuma kasih nasi goreng, batin saya. Susah mungkin mereka cari pemasok makanan halal kalau yang pesan cuma satu orang. Mungkin bagi Singapore Airlines nasi goreng identik dengan makanan halal bagi penumpang warga Indonesia. 

Membuang Sepatu dan Tas

Pada musim Panas 2007 saya mewakili perusahaan pergi ke Chengdu, provinsi Sichuan, Tiongkok.

Setelah tugas selesai, menjelang pulang ke Jakarta, saya membeli sepatu kulit dan tas kulit di sebuah mall.

Singkat cerita sepatu dan tas oleh-oleh dari Chengdu itu saya pakai untuk kerja. Setelah beberapa bulan baru timbul pertanyaan, terbuat dari kulit apa sepatu dan tas yang saya beli di Chengdu? Bukankah masyarakat Sichuan tak banyak mengkonsumsi daging sapi?

Akhirnya demi kenyamanan dan kepastian kehalalan, sepatu dan tas oleh-oleh dari Chengdu saya 'pensiunkan'.

Pesan untuk Kementerian Agama

Produk halal baik makanan maupun non makanan banyak sekali macam ragamnya, Kementerian Agama melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), mendapat amanah untuk menjalankan UU no 33 tahun 2014, tentang Jaminan Produk Halal, menjadi penjaga kehalalan produk bagi keamanan dan kenyamanan umat Islam Indonesia.

Bukan hanya produk restoran atau makanan buatan pabrik dan produk non makanan buatan Indonesia yang harus diperhatikan, juga produk-produk impor harus jelas kehalalannya.

Semoga BPJPH Kementerian Agama sukses menjalankan tugas mulia yang sebelumnya dikerjakan oleh Majelis Ulama Indonesia itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun