Gembira betul disediakan makanan halal, satu-satunya sekapal-terbang. Â Begitu saya buka aluminium foilnya, ternyata nasi goreng. Pelit banget ini maskapai cuma kasih nasi goreng, batin saya. Susah mungkin mereka cari pemasok makanan halal kalau yang pesan cuma satu orang. Mungkin bagi Singapore Airlines nasi goreng identik dengan makanan halal bagi penumpang warga Indonesia.Â
Membuang Sepatu dan Tas
Pada musim Panas 2007 saya mewakili perusahaan pergi ke Chengdu, provinsi Sichuan, Tiongkok.
Setelah tugas selesai, menjelang pulang ke Jakarta, saya membeli sepatu kulit dan tas kulit di sebuah mall.
Singkat cerita sepatu dan tas oleh-oleh dari Chengdu itu saya pakai untuk kerja. Setelah beberapa bulan baru timbul pertanyaan, terbuat dari kulit apa sepatu dan tas yang saya beli di Chengdu? Bukankah masyarakat Sichuan tak banyak mengkonsumsi daging sapi?
Akhirnya demi kenyamanan dan kepastian kehalalan, sepatu dan tas oleh-oleh dari Chengdu saya 'pensiunkan'.
Pesan untuk Kementerian Agama
Produk halal baik makanan maupun non makanan banyak sekali macam ragamnya, Kementerian Agama melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), mendapat amanah untuk menjalankan UU no 33 tahun 2014, tentang Jaminan Produk Halal, menjadi penjaga kehalalan produk bagi keamanan dan kenyamanan umat Islam Indonesia.
Bukan hanya produk restoran atau makanan buatan pabrik dan produk non makanan buatan Indonesia yang harus diperhatikan, juga produk-produk impor harus jelas kehalalannya.
Semoga BPJPH Kementerian Agama sukses menjalankan tugas mulia yang sebelumnya dikerjakan oleh Majelis Ulama Indonesia itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H