Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Belanda Juara Tanpa Mahkota Piala Dunia 1974

15 Februari 2012   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37 3177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Italy
Brazil
vs
vs

West Germany
Poland
Italy
Netherlands (Holland)

Austria
Peru
2 - 1 (0 - 1)
3- 1(1 - 1; 1-1)

Cerdiknya Jerman Barat dan Argentina

Seandainya saja pada Piala Dunia 1974 Jerman Barat tidak kalah (atau mengalah?) pada Jerman Timur dengan skor 0 - 1, tentu Jerman Barat sebagai juara group A akan bergabung dengan Belanda, Brazil dan Argentina di Group 1 babak kedua.  Mungkin saat itu Jerman Barat lebih memilih masuk Group 2 bersama Jugoslavia, Polandia dan Swedia, agar lebih berpeluang menjadi juara group dan lolos ke final.

Bilamana Jerman Barat tidak kalah dari Jerman Timur, sehingga di babak kedua dia bertarung dengan Belanda, Brazil dan Argentina, kemungkinan menjadi juara grup lebih tipis karena Belanda di babak kedua terlihat dalam top performance.  Semua lawannya di group 1 babak kedua dikalahkannya, sehingga mendapat 6 point dengan selisih gol 8 - 0.   Benar bahwa Jerman Barat pun pada babak kedua mengalahkan semua lawannya, mendapat 6 point dengan selisih gol 7 - 2.

Melihat agresifitas Belanda dengan total football-nya, mungkin bila Belanda bertemu Jerman Barat di Group 1 babak kedua, skor imbang adalah yang paling pantas.  Sejarah akan tercatat lain, kemungkinan final terjadi antara Belanda vs Polandia.   Polandia saat itu juga muncul sebagai kesebelasan yang tangguh dengan kiper hebatnya Jan Tomaszewski dan top skorer Piala Dunia 1974 Grzegorz Lato dengan 7 gol sepanjang turnamen.

Bagaimana Piala Dunia 1978 ?  Yang patut dicatat pada Piala Dunia 1978 adalah pada pertandingan terakhir group 2 antara Argentina vs Peru, kesebelasan tuan rumah hanya bisa menjadi juara group dan maju ke final, bilamana paling sedikit menang 4 - 0 atas Peru.  Saat itu Argentina setelah dua pertandingan mengantongi 3 point dan selisih gol 2 - 0, seterunya Brazil telah melakukan 3 pertandingan dengan 5 point dan selisih gol 6 - 1.

Seandainya sistem pertandingan sudah seperti sekarang, mempertandingkan partai-partai terakhir secara bersamaan, mungkin Argentina lebih sulit mengatur hasil pertandingan melawan Peru.

Demikian pula bilamana saat itu Peru bermain wajar dan tidak 'mengalah' sampai 0 - 6, sejarah akan mencatat final Piala Dunia 1978 adalah Belanda vs Brazil.   Soal kesebelasan Peru mengalah, harian Kompas edisi Rabu 15 Februari 2012, mengulas bahwa adanya kesepakatan politik mewarnai Piala Dunia 1978.  Menurut mantan senator Peru Genaro Ledesma,Presiden Argentina Jorge Videla menjalin kesepakatan dengan penguasa Peru, Fransisco Bermudez.  Peru sepakat memberi kemenangan besar pada Argentina agar lolos ke final, dengan imbalan Jenderal Videla mau menerima dan memenjarakan 13 pembangkang politik Peru.

Sebenarnya Argentina 1978 bukan kesebelasan lemah, ada bintang muda Mario Kempes, Ardilles dan kapten Daniel Passarela.  Mereka masih unggul dibanding Peru, hanya mungkin skor tak jauh dari 2 atau 3 gol saja, tidak menjamin mengatasi selisih gol Brazil.  Di final Argentina vs Belanda bermain draw 1 - 1 sampai 90 menit pertandingan berakhir, kemenangan Argentina 3 - 1 atas Belanda, diperoleh pada perpanjangan waktu 2x15 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun