[caption id="attachment_381173" align="aligncenter" width="300" caption="Tol Trans Sumatera (Info : Kementerian PU)"]
IRR proyek pembangunan tol Trans Sumatera hanya 8% dan menurut Ketua Apindo, Sofyan Wanandi tak menarik bagi investor Eropa, mungkin investor Jepang, China dan Korea tertarik membangun tol Trans Sumatera, bukankah Presiden Jokowi sudah menawarkannya pada konferensi APEC November 2014 di China?
Info dua bulanan yang lalu, PT Hutama Karya (HK) telah ditunjuk Pemerintah (SBY) untuk membangun pembangunan jalan tol Trans Sumatera tahap I. HK akan membangun jalan tol ruas Medan - Binjai dan Palembang-Simpang Indralaya, sesuai instruksi Pemerintah. Setelah Presiden berganti, para Menteri Perekonomian, PU dan BUMN berganti, mungkin juga kebijakannya berganti. Itu urusan pemerintahlah, bagi rakyat yang penting suatu hari pulau Sumatera terhubung jalan tol dari ujung utara sampai ujung selatan.
Secara makro dapat dimengerti bila akses antar kota antar provinsi di pulau Sumatera terhubung jalan tol, perdagangan antar kota antar provinsi akan meningkat. Kualitas pendidikan kemungkinan juga meningkat karena anak-anak muda di kota-kota kecil di lintasan jalan tol akan mempunyai akses cepat ke kota-kota besar yang memiliki perguruan tinggi bagus, seperti di Medan, Pekanbaru, Palembang dan Bandar Lampung, bahkan akses ke pulau Jawa pun tentu makin mudah bagi mereka pergi menuntut ilmu ke Jakarta, Depok, Bogor, Bandung dan kota-kota pelajar di Jawa lainnya.
Dari sisi yang lebih mikro saya kaitkan dengan pekerjaan anak saya -sarjana jalan dan jembatan- di sebuah perusahaan kontraktor jalan tol yang berkantor pusat di Jakarta Selatan. Sebagai perusahaan berpengalaman dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan tol, peluang untuk mendapatkan pekerjaan dalam pembangunan tol Trans Sumatera terbuka lebar. Sekaligus juga terbuka kemungkinan mempekerjakan lebih banyak orang, mulai dari tenaga pelaksana di lapangan sampai tenaga semi ahli dan tenaga ahli. Seandainya anak saya memberi saya hadiah yang dibeli dengan uang hasil kerjanya pada proyek pembangunan jalan tol, berarti ada juga rezeki yang menetes ke kocek saya ... alhamdulillah.
Dari sisi yang lebih mikro lagi saya melihat akan banyak tenaga kerja lulusan STM, perguruan tinggi Teknik Sipil, Teknik Mesin dan lainnya di Depok, Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang dan kota -kota lain ikut bekerja di sepanjang pantai timur Sumatera. Jalan tol Trans Sumatera sepanjang 2771 kilometer - kurang lebih 3x jarak Jakarta-Surabaya - akan dibangun mulai dari Lampung - Sumatera Selatan- Jambi - Riau - Sumatera Utara sampai Aceh. Sektor non formal kedai makanan minuman sudah pasti akan tumbuh memenuhi kebutuhan makan para pekerja dan mungkin selanjutnya perlu diatur oleh pengelola jalan tol agar para pemasok makanan ini mendapat tempat di rest area di tepi jalan tol setelah pembangunan selesai.
Keindahan alam Sumatera sepanjang jalan tol harus dipelihara sebaik-baiknya, bukan mustahil akan menarik minat wisatawan Nusantara maupun manca negara untuk menikmatinya dengan wisata bermobil jarak jauh sambil menikmati obyek wisata alam hutan-hutan hujan tropis antara Lampung - Aceh. Hutannya masih ada tidak ya? Kalau gundul sedikit tanamilah hutan-hutan itu agar hijau kembali, malu dong oleh Harrison Ford jika ia menyempatkan diri jalan-jalan sepanjang tol Trans Sumatera menemukan lagi pembalakan liar seperti di hutan Riau tahun 2013.
Tulisan ini hanya pandangan common sense. Perkembangan sosial ekonomi daerah-daerah yang dilalui dan dihubungkan jalan tol Trans Sumatera akan berkembang cepat dengan segala eksesnya, misalnya bisnis transportasi melalui laut antara Jawa - Sumatera akan menurun, kecuali penyeberangan feri Merak - Bakauheni pp dan kecelakaan lalu lintas kemungkinan meningkat. Yang masih menjadi pertanyaan apakah keberadaan jalan tol Trans Sumatera nantinya mendukung swa sembada pangan terutama beras?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H