Mikroba penyebab influenza membuat pejamu bersin dan batuk, mengeluarkan lendir yang berisi mikroba untuk disebar ke udara dan dihirup pejamu baru. Amoeba penyebab disenteri membentuk kista dan membuat pejamu diare lendir berdarah. Sehingga, memudahkan kista keluar ke tanah atau air untuk kemudian masuk ke mulut pejamu baru. Mungkin para mikroba ini memiliki logikanya masing-masing. Yang tujuannya tidaklah lain hanya satu yaitu replikasi.
Covid-19 tidak pernah memiliki tujuan untuk menjadi isu global seperti ini. Dia tidak pernah bermaksud merepotkan WHO dan pemerintah seluruh dunia dengan mengeluarkan anggaran extra dalam proses menangani wabah ini. Tujuannya hanya satu, tentu saja replikasi materi genetiknya. Ketika pejamu yang satu tidak sesuai lagi untuk tempat replikasi, covid-19Â akan mencari pejamu baru, terus dan terus, sesuai dengan logika mikrobanya.
Yang harus kita bersama temukan adalah, bagaimana logika covid-19 ini bekerja. Ke arah mana dan dengan cara apa dia menemukan jalan untuk replikasi, yaitu dengan cara menyebar dengan droplet dan dihirup serta disentuh pejamu baru, kemudian terjadilan penularan.
Hal paling ampuh dan tepat dalam memutus logika mikroba wabah pandemi ini adalah dengan mengurangi kesempatan bagi covid-19 melalukan replikasi dengan cara memutus pejamu yang dapat disinggahi. Social distancing adalah jawaban cerdas dari logika covid-19 ini.Â
Oleh karena itu pentingnya bagaimana menjaga jarak dan tidak berkerumun akan sangat menguragi kesempatan covid-19 ini memperbanyak diri hingga akhirnya virus ini akhirnya punah.
Seperti bagaimana berakhirnya wabah-wabah besar yang di masa lalu, suatu wabah akan berakhir saat semua anggota populasi sudah mengembangkan kekebalan terhadap mikroba tersebut atau seluruhnya mati sehingga tidak ada lagi yang dapat dijangkiti.
Belum lagi dampak sosioekonomi yang ditimbulkan. Permasalahan ini berada di luar lingkup tulisan ini, namun satu hal yang perlu digarisbawahi, bangsa ini tidak pernah kurang dalam hal inovasi dan kreatifitas.Â
Segenap elemen bangsa ini perlu mencari solusi permasalahan yang ditimbulkan dalam pemberlakukan social distancing ini terlebih di era teknologi informasi yang membuat banyak hal menjadi mudah.
Mari segenap masyarakat dan pembaca, resapi makna dan pentingnya social distancing ini sebagai langkah memutus peluang covid-19 untuk memperbanyak diri.
Biarkan pemerintah dan Kementrian Kesehatan serta jajarannya memikirkan penanganan terhadap pasien yang sudah terinfeksi, dan kami tenaga medis dan paramedis yang berupaya menangangi pasien dengan infeksi yang sudah dirawat di RS. Ada satu tugas mulia untuk masyaratkat, yang amat jelas manfaatnya untuk membantu menguragi kobaran api dalam perang melawan logika kelestarian genetika ini.Â