Mohon tunggu...
RACHMAD EFFENDI
RACHMAD EFFENDI Mohon Tunggu... Penegak Hukum - pegiat kepramukaan

Satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Among dalam Pramuka

1 Desember 2018   02:55 Diperbarui: 1 Desember 2018   03:13 4508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa.

Sistem Among merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut :

1) "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.

2) "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan.

3) "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.

Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku:

1) Cinta kasih kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban, dan kesetiakawanan sosial.

2) Disiplin disertai inisiatif.

3) Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.

Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.

Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan dalam bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh/teladan peserta didiknya.

Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik ( S, G, T, D ) diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan.

Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui proses:

1) " Learning by doing", belajar sambil bekerja.

2) " Learning by teaching", bekerja sambil mengajar.

3) "Learning to live together" belajar untuk bisa hidup bersama.

4) "Learning to earn", belajar mencari penghasilan.

5) "Earning to live", penghasilan untuk hidup.

6) " Living to serve", kehidupan untuk bekal mengabdi.

7) "Learning to be", belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun