Mohon tunggu...
Hendar Hendarsyah
Hendar Hendarsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Informasi dan pengetahuan merupakan ujung tombak untuk menembus pembodohan dari jahatnya kelicikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Logika - Pentingnya logika scientifika dalam proses berpikir

12 Oktober 2020   23:06 Diperbarui: 2 Juni 2021   11:02 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya logika scientifika dalam proses berpikir. | freepik

Manusia merupakan makhluk yang diberikan kelebihan oleh tuhan berupa akal, yang mana akal tersebut dapat membantu manusia dalam berpikir, membimbing pemikiran dalam memecahkan suatu permasalahan atau perbedaan antara benar dan salah, meski kadang pemikiran itu dapat menyesatkan seseorang pada kesalahan saat logikanya tidak sampai dengan cara menggunakan perspektif pluradimensional atau dengan keilmuan, sebab dari hal tadi dapat dikatakan bahwa itu merupakan logika alami yang tidak cukup jelas, tegas eksplisit dalam memisahkan pemikiran seseorang pada kekeliruan. Namun, tidak dapat di pungkiri bahwa logika alami telah mencukupi bagi kebutuhan kebutuhan dasar manusia.

Dalam sebuah kehidupan, manusia tidak jarang untuk membuat pemikiran pemikiran yang rumit dalam memahami suatu persoalan berupa kasus atau sebagainya. Maka dari itu, perlu bagi setiap orang untuk mengenal hukum hukum kodrat secara sadar, eksplisit, supaya mampu secara sadar menerapkan dalam menentukan kebenaran, serta kesimpulan dalam melakukan proses berpikir. 

Pada hakikatnya akal manusia akan berperan sebagai realitas kodrati yang mana nantinya akan menjalankan hukum hukum kondrati dengan sendirinya, namun dengan tanpa logika scientifika maka hal tersebut tidak akan mampu berjalan secara formal atau denga kata lain akan terjadi kekurang sebab proses yang dijalani tidak dengan di barengi oleh pengetahuan, serta cenderung tanpa kesadaran. 

Baca juga: Ilmu Logika dan Manfaatnya Bagi Manusia

Terkecuali manusia tersebut terbiasa dalam memperkosa hukum hukum kodrati yang mana analisis dilakukan dengan mendalam karena didorong oleh logika yang tidak mudah begitu percaya pada suatu hal tanpa bukti yang jelas dan masuk akal. 

Dari banyaknya memperkosa hukum kodrati yang ada dalam kehidupan kita, maka tidak menutup kemungkinan kita akan menyadari bahwa banyak hal yang ternyata suatu hal yang selama ini kita anggap benar ternyata masih banyak kesalahan, banyak jalan pikiran yang tidak berkaitan, serta perlu berpikir secara sistematis. Maka oleh karena itu logika scientifika sangat diperlukan guna mempertajam jiwa serta meluruskan kita dalam memikirkan sesuatu dengan mematuhi sebuah prinsip dasar pemikiran secara sadar. 

Logika scientifika di deifinisikan sebagai ilmu praktis normatif yang memperlajari tentang hukum hukum, prinsip prinsip, bentuk bentuk pikirian pada diri manusia yang mana mengarahkan kita pada hasil yang benar dan lurus. Oleh karena itu jika logika scientifika di pelajari maka akan membantu dalam menyempurnakan pikiran manusia saat menangkap realitas baik sifat sifatnya, atau sebab sebabnya. Jika hal tersebut terjadi, maka manusia tidak hanya akan sampai pada titik mengerti saja melainkan tahu dan faham hingga seluk belukya 

Demikianlah manusia dikatakan telah memiliki suatu pengetahuan, yang mana manusia tersebut telah mengetahui sesuatu dalam konteks pengertian hingga disertai sebab sebab, yang mana pengertian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih, jika pengetahuan itu di temani dengan sebuah ilmu hingga sebuah kepastian dari pengetahuan itu sendiri menjadi lebih mendasar, logis, dan diterima karena memiliki sumber yang jelas baik dari para pakar, hasil penelitian atau pun lainnya. 

Baca juga: Logika: 4 Bentuk Proposisi Standar

Didalam ilmu, biasanya ilmu terbagi menjadi tiga bagian : pertama ilmu alam, yang mana didalamnya mempelajari untuk mengetahui alam. Kedua ilmu kejiwaan atau budaya, yang mana ilmu tersebut mempelajari mengenai budaya manusia dari mulai asal usul, sejarah manusia dan budayanya dalam konteks yang luas. 

Ketiga ilmu apriori, merupakan ilmu yang tidak bertumpu pada pengalaman melainkan ditarik secara logis dari aksioma aksioma tertetu, yang mana logika dimasukan kepada kategori ilmu ini. Logika merupakan proses cara berpikir yang semestinya dengan cara yang logis, realistis. 

Dengan menggunakan logika dalam melakukan analisis menggunakan pemikiran maka hasil yang benar dan lurus akan di dapat, hal tersebut dapat terjadi apabila metode yang telah dibahas di atas mampu dihayati dengan baik serta terbiasa melatih diri sendiri. 

Perlu diketahui bahwa dalam sebuah ilmu tentu memiliki objek yang di pelajari, serta ilmu memiliki lapangan. Yang mana pada dasarnya lapang tersebut tercipta dari adaya pengalaman dari diri kita selama hidup, yang masing masing akan diliputi oleh ilmunya sendiri. 

Benang merah yang ditarik memberitahukan bahwa setiap lapangan itu akan memiliki metode serta ilmu yang berbeda dan bermacam macam, seperti perbedaan objek material dan objek formalnya atau salah satu dari objek tersebut. 

Dapat di ambil contoh, ilmunya adalah ilmu matematika dan ilmu biologi, yang mana objek materialnya sama sama badan, tapi dari ilmu matematika memiliki objek formal yang merupakan menurut kuantitatif dan sejauh dapat di ukur. Sedangkan ilmu biologi memiliki objek formal sejauh hidup. 

Baca juga: Memahami Logika, Etika, Estetika dalam Kehidupan

Maka artinya, apabila salah suatu ilmu masih memiliki ketidak jelasan mengenai objek formalnya, ilmu tersebut masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu, sebab tidak ada perspektif yang membenarkan dan hanya masih dalam perkiraan, disanalah penting untuk mempelajari ilmu logika scientifika, sebab pada logika scientifika objek formalnya telah jelas, yaitu hukum hukum, prinsip prinsip, dasar dasar, dan bentuk bentuk pikiran.

Mesikupun memang, dengan hanya mengira dan dilihat dari sebuah pengalaman logika alami membenarkan, tapi akan lebih lurus dan benar jika logika scientifika menjadi dasar guna menganalisis sesuatu melalui pemikiran 

Penting untuk kelurusan pemikiran dibarengi dengan kebenaran pada materi pikiran, sehinggan hal tersebut tidak hanya melahirkan proses pemikiran yang logis, tetapi mampu melahirkan pemikiran yang baik, yaitu logis-dialektis. Dapat kita tarik secara langsung benang merah yang ada dalam hal tersebut, yang mana dalam proses berpikir logis harus dengan mengindahkan perubahan keadaan kedepan, melakukan banyak pertimbangan, banyak perspektif yang sifatnya pluradimensional, sebab perspektif pro dan kontra dibutuhkan guna melihat hasil kebeneran yang lebih lurus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun