"Aku tidak suka dengan jumawa-nya Riota. Ia terlalu sering membuat keributan tidak perlu. Dari dulu aku ingin sekali memberi ia pelajaran." Lanjut Saga setelah memastikan miss Aleda Olis memapah pasien bilik nomor 4 yang menurut dokter Kapitan sudah layak pulang.
"Sepertinya Riota terpancing ketika defensive border-mu berhasil menahan serangannya. Buktinya ia langsung mengeluarkan double rock attack." Rheen ikut bagian bercuap
"Kau menghancurkan pestanya, Saga" Kini giliran Pepe yang menambahkan.
"Itu keuntungannya bagi kita. Dengan cara ia mengeluarkan double rock attack. Persediaan serangan Riota cepat habis." Saga menerangkan hasil analisis-nya.
Double rock attack, 2 tali batu yang dilempar di kiri dan kanan pemilik serangan. Menghantam musuh dengan sebelumnya berputar membentuk 2 bulan sabit.
"Jadi kau sengaja mengulur waktu hingga habis serangan Riota?" Pepe bertanya.
"Ya betul. Aku harus mengeluarkan 2 buah edge rubic milikku untuk menangkis serangan double. Serangan Riota sungguh kuat. Meski aku akui 3 serangan terakhir, aku tidak memperhitungkannya."
"Maaf Saga. Aku pikir ia hanya memiliki 5 kantung saku di celananya." Rheen yang kali ini meminta maaf.
"Sudahlah. Keributannya sudah selesai, Rheen" Saga mengulang kembali kalimat yang pernah ia sebutkan sebelumnya.
"Kenapa tidak cepat habisi saja Riota di awal waktu. Mungkin dengan itu aku tak perlu menginap di sini." Curhat Pepe.
"Bukan begitu, Pepe. Aku sudah memberi kode kepada Rheen untuk menarik mundur dirimu dari pertarungan. Kemampuan menghilang Rheen cukup untuk bisa membawamu keluar arena. Hanya saja..."