"3 lawan 1? Aku tidak melihat orang ke-4?" Kali ini Hector yang bertanya. Tangannya menggaruk kepala mesti tidak gatal. Yang ia tahu 3 orang yang berduel. Saga bersama Pepe melawan Riota.
"Ya. Rheen ikut serta di duel kemarin. Aku memintanya bersembunyi dibelakang Riota." Saga mengakui ikut sertanya Rheen dalam duel.
"Karena itu aku di skorsing 3 hari." Rheen terlihat muram.
Saga merasa jadi bersalah karena hukuman yang diterima Rheen. Saga heran dengan hukuman skorsing 3 hari yang diberikan sekolah. Rheen hanya bertugas sebagai informan saja.
"Aku pikir kau hanya pintar faktorisasi bilangan prima saja, Rheen." Sean mencoba bercanda dengan Rheen. Sejujurnya Sean pun tak melihat keberadaan Rheen saat itu. Rheen yang berada jauh dengan Sean tampak tersenyum kecut.
"Aku rasa duel kemarin itu keren." Arias melempar bahasan lain.
"Semua orang yang melihatnya pasti mengatakan itu duel yang keren. 2 arena pertarungan. 43 jumlah serangan, 24 jumlah pertahanan dan 3 Al yang duel mati-matian." Aila menganalisis.
Sudah bukan rahasia umum di Nagari Cheduge. Aila dikenal sebagai anak dengan ingatan terbaik.
"Bagaimana dengan Giga, Saga?" Rheen bertanya perihal AL milik Saga.
"Aku belum bertemu dengannya pasca duel. Aku rasa ia masih di MES. Tanduknya patah" Saga pun mengkhawatirkannya sejak kemarin.
MES, pusat rehabilitasi medis khusus AL. Tempatnya tidak jauh dari klinik. Mungkin hanya sekitar 254 meter ke arah tenggara.
"Apa kalian sudah menjenguk Pepe?" Saga bertanya dengan nada berharap mendapatkan kabar baik.