Sean, lelaki berambut panjang dan dikuncir ini, memang jago beralasan.
"Saga pasti mengerti. Ia tak pernah marah." Hector menambahkan. Tangan Hector memberikan kode tos pada Sean. Setelah tos dilakukan, mereka lanjutkan dengan selebrasi khas pemain galasin.
Rheen menyerah. Ia mengaku salah besar menjenguk Saga dengan mengajak orang-orang gila.
"Masuk." Saga memanggil dari dalam kamar.
Sean, Hector dan Arias langsung menyerbu kedalam kamar. Diikuti Rheen dan Aila dibarisan kedua.
"Bisa juga kau terluka, Saga. Lihat pelipisnya, Hector!" Sean curi start obrolan. Menunjuk dengan telunjuk tepat diatas posisi luka gores. Saga mengernyit. Namun demikian ia paham kelakuan Sean.
"Apakah sebesar bakpao?" Hector menimpali dengan candaan. Laki-laki dengan stelan baju anggar minus topeng ini, 11-12 dengan Sean dari sisi perangai. Satu-satunya yang membedakan Hector dan Sean ialah Hector lebih berkelas dari sisi pemilihan outfit dibandingkan Sean.
"Hahaha." Sean dan Hector tertawa bersama. Seperti biasa dilanjutkan dengan selebrasi khas.
"Apa kau baik-baik saja, Saga?" Aila menyela dengan anggun.
Saga hanya memberikan ekspresi senyum dan isyarat jempol untuk jawab pertanyaan Aila.
Rheen jengah dengan kalimat pembuka Aila. Itu adalah barisan kata yang sudah ia siapkan sedari tadi. Jauh sebelum tubuh Rheen, dkk berada di kamar Saga.