Mohon tunggu...
Hena Ekivazaul Zahro
Hena Ekivazaul Zahro Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa pendidikan sejarah, Universitas Jember

Saya mahasiswi pendidikan sejarah universitas Jember, saya memiliki hobi memasak dan saya memiliki kepribadian aktif serta memiliki keingin Tahuan yang tinggi. Didalam kampus saya aktif ikut organisasi serta event atau kegiatan yang diadakan oleh pihak kampus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Jigsaw: Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Sejarah

20 November 2023   08:00 Diperbarui: 20 November 2023   08:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi jigsaw ini merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada bentuk struktur multi fungsi kelompok belajar yang dapat dipakai pada semua pokok bahasan serta semua tingkatan dalam mengembangkan keahlian setiap kelompok. Slavin mengartikan strategi pembelajaran jigsaw sebagai metode kooperatif yang paling fleksibel karena bisa diterapkan dalam jenjang pendidikan manapun. Sedangkan Arends mengartikan mendefinisikan strategi pembelajaran jigsaw sebagai pembelajaran kooperatif yang membentuk beberapa siswa menjadi kelompok dan dapat bertanggung jawab terhadap materi yang telah diberikan.

Strategi Jigsaw ini memiliki tujuan yang sangat bagus untuk siswa jika diimplementasikan dengan benar, apalagi gaya belajar dalam strategi ini sangat fleksibel dan dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan. Kemandirian yang dimiliki oleh siswa diarahkan tidak langsung menerima materi dari gurunya, tetapi berusaha dalam menggali informasi yang telah diterima. Dengan seperti itu, rasa tanggung jawab murid akan terlatik dengan sendirinya, sebab siswa mempunyai tanggung jawab untuk memahami dan menyampaikan materi ke dalam kelompok lain. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kerja sama antarkelompok kecil didalam kelas. Perasaan kompak dapat membuat kelas lebih aktif dan semangat belajar semakin meningkat.

Dengan tujuan yang dimiliki sangat bagus, maka strategi jigsaw juga memiliki banyak manfaat, yaitu:

1. Siswa dapat saling menerima kekurangan murid lain

2. Meningkatkan kemampuan siswa

3. Mengurangi sifat yang apatis

4. Pemahaman siswa lebih mendalam

5. Memunculkan motivasi yang lebih

6. Hasil belajar yang lebih tinggi

7. Meningkatkan rasa toleransi dan kepekaan terhadap sesama.

Dalam pembelajaran sejarah yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang berhubungan dengan konsep-konsep adalah mengikuti atau mencontoh prosedur cara kerja sejarawan profesional seperti mencari bukti, sumber-sumber, penyajian sumber, interpretasi dan penyajian cerita sejarah. Adapun tujuan pembelajaran sejarah secara umum merupakan membetuk warga negara yang baik, menyadarkan siswa untuk mengenal dirinya dan memberikan prespektif sejarah. Namun ada tujuan khusus pengajaran yaitu mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual dan memberikan informasi kepada siswa. Pengajaran sejarah di sekolah lanjutan memiliki tujuan yaitu, membangun kepribadian serta sikap mental siswa, meningkatkan keinsyafan akan suatu dimensi yang sangat peralihan dari yang lalu ke arah asa depan, untuk mengantarkan manusia ke-kejujuran dan ke-kebijaksanaan pada siswa, dan untuk menentukan cinta bangsa dan sikap mental siswa.

Posisi guru dalam pembelajran itu sangatlah penting. Tanpa guru komponen-komponen lain tidak berguna karena itu peningkatan kuantitas kemampuan profesional terus diupayakan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan profesionalisme guru, pertama peningkatan teknis, metode dan meodologi pengajaran, kedua peningkatan intektualitas dari guru. untuk itu guru dalam pembelajaran sejarah direkomendasikan untuk menggunakan strategi pembelajaran Jigsaw. Karena penerapan strategi Jigsaw dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap siswa. Berikut ini merupakan contoh penerapan strategi Jigsaw dalam pembelajaran sejarah:

1. Pembagian topik: bagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok diberukan topik sejarah yang berbeda. Setiap Setiap kelompok akan menjadi ahli dalam topik mereka dan bertanggung jawab untuk mempelajari, menganalisis dan memahami topik tersebut secara mendalam.

2. Diskusi kelompok: setelah setiap kelompok mempelajari topik mereka siswa dari kelompok yang berbeda akan berkumpul dalam kelompok yang terdiri dari satu anggota dari setiap kelompok. Mereka akan berbagi pengetahuan serta informasi yang mereka pelajari kemudian saling mengajarkan dan bertukar pemahaman tentang topik masing-masing.

3. Presentasi kelompok: setelah diskusi kelompok setiap anggota kelompok akan kembali ke kelompok asal mereka dan berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan dari diskusi dengan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok akan menjadi ahli dalam topik yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mengajarkan topik mereka kepada anggota kelompok lainnya.

4. Diskusi Kelas: setelah presentasi kelompok seluruh kelas akan berkumpul untuk diskusi yang melibatkan semua topik yang telah dipelajari. Siswa akan saling bertanya dan memberikan tanggapan serta memperdalam pemahaman mereka tentang sejarah melalui perspektif yang berbeda.

Sehingga dengan menerapkan strategi jigsaw dalam pembelajaran sejarah siswa akan terlibat secara aktif dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik sejarah serta mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun