Dalam pembelajaran sejarah yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang berhubungan dengan konsep-konsep adalah mengikuti atau mencontoh prosedur cara kerja sejarawan profesional seperti mencari bukti, sumber-sumber, penyajian sumber, interpretasi dan penyajian cerita sejarah. Adapun tujuan pembelajaran sejarah secara umum merupakan membetuk warga negara yang baik, menyadarkan siswa untuk mengenal dirinya dan memberikan prespektif sejarah. Namun ada tujuan khusus pengajaran yaitu mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual dan memberikan informasi kepada siswa. Pengajaran sejarah di sekolah lanjutan memiliki tujuan yaitu, membangun kepribadian serta sikap mental siswa, meningkatkan keinsyafan akan suatu dimensi yang sangat peralihan dari yang lalu ke arah asa depan, untuk mengantarkan manusia ke-kejujuran dan ke-kebijaksanaan pada siswa, dan untuk menentukan cinta bangsa dan sikap mental siswa.
Posisi guru dalam pembelajran itu sangatlah penting. Tanpa guru komponen-komponen lain tidak berguna karena itu peningkatan kuantitas kemampuan profesional terus diupayakan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan profesionalisme guru, pertama peningkatan teknis, metode dan meodologi pengajaran, kedua peningkatan intektualitas dari guru. untuk itu guru dalam pembelajaran sejarah direkomendasikan untuk menggunakan strategi pembelajaran Jigsaw. Karena penerapan strategi Jigsaw dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap siswa. Berikut ini merupakan contoh penerapan strategi Jigsaw dalam pembelajaran sejarah:
1. Pembagian topik: bagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok diberukan topik sejarah yang berbeda. Setiap Setiap kelompok akan menjadi ahli dalam topik mereka dan bertanggung jawab untuk mempelajari, menganalisis dan memahami topik tersebut secara mendalam.
2. Diskusi kelompok: setelah setiap kelompok mempelajari topik mereka siswa dari kelompok yang berbeda akan berkumpul dalam kelompok yang terdiri dari satu anggota dari setiap kelompok. Mereka akan berbagi pengetahuan serta informasi yang mereka pelajari kemudian saling mengajarkan dan bertukar pemahaman tentang topik masing-masing.
3. Presentasi kelompok: setelah diskusi kelompok setiap anggota kelompok akan kembali ke kelompok asal mereka dan berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan dari diskusi dengan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok akan menjadi ahli dalam topik yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mengajarkan topik mereka kepada anggota kelompok lainnya.
4. Diskusi Kelas: setelah presentasi kelompok seluruh kelas akan berkumpul untuk diskusi yang melibatkan semua topik yang telah dipelajari. Siswa akan saling bertanya dan memberikan tanggapan serta memperdalam pemahaman mereka tentang sejarah melalui perspektif yang berbeda.
Sehingga dengan menerapkan strategi jigsaw dalam pembelajaran sejarah siswa akan terlibat secara aktif dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik sejarah serta mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H