Di sisi lain fenomena ini juga mencerminkan perubahan besar dalam cara generasi muda memandang kegagalan dan kesuksesan. Di masa lalu, kegagalan dalam dunia profesional sering kali disembunyikan atau dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Namun, generasi Z, yang tumbuh di era digital, lebih terbuka dalam mengakui kegagalan mereka. Mereka tidak hanya berbagi cerita sukses, tetapi juga kesulitan dan tantangan yang mereka hadapi.
Kesimpulan
Tagar #desperate di LinkedIn, mencerminkan protes sosial yang lebih dalam terhadap sistem pasar kerja yang dianggap tidak adil. Keterbatasan kesempatan kerja tidak hanya dirasakan di satu negara, tetapi merupakan masalah global yang memengaruhi generasi muda di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Dengan menggunakan media sosial sebagai alat untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka, generasi Z telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan diam dalam menghadapi ketidakadilan.Â
Tagar #desperate, meskipun diwarnai dengan keputusasaan, pada akhirnya menjadi simbol solidaritas dan kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan pasar kerja yang semakin sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H