Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Paradigma Pendidikan, Antara Legitimasi Status Quo dan Alat Transformasi Sosial

6 Oktober 2024   23:50 Diperbarui: 7 Oktober 2024   03:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.id (Kompas/Wawan H Prabowo/17 November 2021)

Paradigma kritis berperan sebagai alat untuk mendorong analisis mendalam dan refleksi kritis tentang kondisi sosial. Guru atau fasilitator berfungsi bukan hanya sebagai penyampai pengetahuan, tetapi sebagai pemandu yang membantu peserta didik mengidentifikasi ketidakadilan dalam masyarakat dan menyusun strategi untuk mengatasinya. 

Peserta diajak diajak untuk mengekstraksi struktur sosial yang ada, menganalisis bagaimana sistem tersebut membentuk pengalaman mereka, dan mencari cara untuk mengubahnya.

Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran, tidak hanya sebagai penerima pengetahuan, tetapi sebagai aktor yang berperan dalam menciptakan perubahan sosial. 

Pendidikan dan pembelajaran menjadi proses yang kolaboratif dan dialogis, dalam konsep Paulo Freire (2001) sebagai pembelajaran yang membebaskan dan memanusiakan manusia. Semua peserta didik memiliki suara dan kesempatan untuk berbagi pandangan mereka, dan bertindak berdasarkan kesadaran sosial yang mereka miliki.

Dengan demikian, dalam konteks pendidikan modern saat ini, penting bagi guru atau fasilitator untuk memahami setiap paradigma ini dan mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang lebih luas. 

Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif, selain untuk meningkatkan hasil belajar, pendidikan sebagai senjata untuk mendorong perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun