Dengan demikian, pendekatan ini menghalangi inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Dengan mengabaikan keterlibatan aktif peserta didik, paradigma konservatif yang berisiko membuat proses pendidikan menjadi kaku dan tidak relevan bagi mereka yang hidup dalam konteks sosial yang dinamis.Â
Dalam situasi di mana perubahan sosial diperlukan untuk mengatasi ketidakadilan, paradigma konservatif sering kali gagal untuk memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan pemahaman kritis tentang kondisi sosial mereka.
2. Paradigma Liberal: Reformasi Kosmetik dalam Pendidikan
Di sisi lain, paradigma reformasi dalam pendidikan menekankan pentingnya memperbaiki kualitas pendidikan, tetapi tanpa hubungannya secara langsung dengan struktur sosial yang lebih luas.Â
Bagi kaum liberal, pendidikan tidak memiliki hubungan langsung dengan politik atau ekonomi, meskipun mereka mengakui adanya masalah dalam masyarakat yang perlu diatasi melalui pendidikan. Reformasi yang diusulkan oleh paradigma liberal sering kali fokus pada aspek teknis, seperti peningkatan fasilitas pendidikan, modernisasi metode pengajaran, dan pengurangan rasio siswa-guru.
Fasilitas dalam konteks paradigma liberal bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efisien dan inklusif. Teknik-teknik seperti pembelajaran dinamis kelompok, pembelajaran partisipatif, dan pembelajaran berbasis pengalaman sering digunakan untuk melibatkan peserta didik secara lebih aktif dalam proses pembelajaran.Â
Namun, meskipun pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi dan interaksi,Â
Pendekatan liberal yang fokus pada reformasi kosmetik dapat menghasilkan perbaikan sementara dalam pendidikan bersama, tetapi gagal menangani akar permasalahan yang lebih dalam, dan sering kali bersembunyi dari masalah-masalah struktural yang lebih mendasar, seperti ketidakadilan kelas sosial atau diskriminasi gender.
3. Paradigma Kritis: Pendidikan sebagai Alat Transformasi Sosial
Berbeda dengan paradigma konservatif dan liberal, paradigma kritis memandang pendidikan sebagai alat untuk menciptakan perubahan sosial yang mendasar. Bagi para pendukung paradigma ini, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial, politik, dan ekonomi di mana ia berlangsung.Â
Pendidikan kritis bertujuan untuk membangun kesadaran kritis peserta didik terhadap ketidakadilan dalam sistem sosial yang ada, serta memberdayakan mereka untuk menjadi agen perubahan.