Darah Juang: Lagu "One Hit Wonder" Aktivisme Mahasiswa
Masa kuliah merupakan periode yang krusial bagi perkembangan intelektual dan emosional seseorang. Bagi banyak mahasiswa, terutama yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan, masa ini diisi dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya bersifat akademis, tetapi juga aksi sosial dan politik.Â
Pada masa kuliah saya mengalami masa-masa tersebut sebagai seorang aktivis organisasi Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).Â
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah ketika ikut serta dalam aksi demonstrasi, merespon isu-isu nasional maupaun daerah yang sedang terjadi.Â
Aksi demonstrasi menjadi salah satu metode utama yang digunakan oleh para aktivis untuk menyampaikan aspirasi. Melalui aksi ini, para aktivis berkeyakinan dapat menarik perhatian publik dan pemerintah, serta mendorong perubahan yang lebih baik.
Salah satu elemen penting dalam setiap aksi demonstrasi adalah lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh para aktivis. Lagu-lagu ini tidak hanya berfungsi sebagai penyemangat, tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.Â
Salah satu lagu yang sangat populer di kalangan aktivis mahasiswa adalah "Darah Juang", yang dipopulerkan oleh grup musik Marjinal dan dirilis pertama kali pada 1 April 2015.
Darah Juang tidak terpisahkan dari perjuangan aktivisme yang menjadi "One Hit Wonder" bagi banyak gerakan protes mahasiswa.
Lirik lagu "Darah Juang" menggambarkan dengan jelas penderitaan rakyat yang hak-haknya dirampas oleh penguasa. Melalui lirik-liriknya, lagu ini menyuarakan jeritan hati rakyat yang tertindas dan membangkitkan semangat para aktivis untuk terus berjuang demi keadilan.
Berikut ini lirik lagu Darah Juang dari Marjinal:
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuanDi negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah ruah
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerjaMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
'tuk membebaskan rakyatMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Pada mu kami berbakti Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuan Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah ruah
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerjaMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
'tuk membebaskan rakyatMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbaktiMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
'tuk membebaskan rakyatMereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti
Dalam liriknya, lagu "Darah Juang" mengangkat berbagai isu sosial dan ekonomi yang relevan. Misalnya, bait "Di sini negeri kami, tempat padi terhampar, samudranya kaya raya, tanah kami subur tuan" menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang seharusnya dapat menyejahterakan seluruh rakyat.Â
Namun, kenyataannya, "Anak buruh tak sekolah, pemuda desa tak kerja" menunjukkan betapa kekayaan tersebut tidak dinikmati oleh rakyat kecil, melainkan dikuasai oleh segelintir elite. Ketidakadilan inilah yang menjadi bahan bakar semangat juang para aktivis.
Selanjutnya, lirik "Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar" menyoroti masalah penggusuran paksa dan kelaparan yang dialami oleh banyak masyarakat miskin.Â
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil, melainkan pada kepentingan korporasi besar.Â
"Bunda relakan darah juang kami, 'tuk membebaskan rakyat" adalah seruan untuk restu dan dukungan moral dari para ibu, simbol dari seluruh rakyat yang tertindas, agar para aktivis dapat melanjutkan perjuangan mereka dengan semangat dan tekad yang kuat.
Bagi saya pribadi, pengalaman bernyanyi "Darah Juang" bersama rekan-rekan aktivis di jalanan memberikan rasa kebanggaan dan keberanian.
Lebih dari sekadar lagu bagi para aktivis mahasiswa, "Darah Juang" adalah simbol perlawanan, semangat, dan harapan akan masa depan yang lebih adil.Â
Ia menjadi Lagu "One Hit Wonder" Aktivisme saya ketika menjadi aktivis Mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H