Namun, kenyataannya, "Anak buruh tak sekolah, pemuda desa tak kerja" menunjukkan betapa kekayaan tersebut tidak dinikmati oleh rakyat kecil, melainkan dikuasai oleh segelintir elite. Ketidakadilan inilah yang menjadi bahan bakar semangat juang para aktivis.
Selanjutnya, lirik "Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar" menyoroti masalah penggusuran paksa dan kelaparan yang dialami oleh banyak masyarakat miskin.Â
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil, melainkan pada kepentingan korporasi besar.Â
"Bunda relakan darah juang kami, 'tuk membebaskan rakyat" adalah seruan untuk restu dan dukungan moral dari para ibu, simbol dari seluruh rakyat yang tertindas, agar para aktivis dapat melanjutkan perjuangan mereka dengan semangat dan tekad yang kuat.
Bagi saya pribadi, pengalaman bernyanyi "Darah Juang" bersama rekan-rekan aktivis di jalanan memberikan rasa kebanggaan dan keberanian.
Lebih dari sekadar lagu bagi para aktivis mahasiswa, "Darah Juang" adalah simbol perlawanan, semangat, dan harapan akan masa depan yang lebih adil.Â
Ia menjadi Lagu "One Hit Wonder" Aktivisme saya ketika menjadi aktivis Mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H