Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kudatuli 1996, Dinamika Kekuasaan dan Intervensi Politik di Indonesia

27 Juli 2024   19:32 Diperbarui: 27 Juli 2024   19:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peristiwa Kudatuli 1996. Sumber gambar: Kompas.com

Kudatuli 1996: Dinamika Kekuasaan dan Intervensi Politik di Indonesia

Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996, sering dikenal sebagai Sabtu Kelabu, adalah salah satu momen kelam dalam sejarah politik Indonesia. 

Kejadian ini merupakan hasil dari konflik internal di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang melibatkan dua kubu utama, yakni kubu Megawati Soekarnoputri dan kubu Soerjadi. 

Kudatuli tidak hanya berdampak pada internal partai, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada situasi politik nasional dan internasional Indonesia.

Pada Munas 1993, Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Ketua Umum PDI, sebuah langkah yang dipandang positif untuk legitimasi partai. 

Namun, kepemimpinan Megawati mulai dipandang sebagai ancaman oleh pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. 

Megawati, sebagai putri Proklamator RI Soekarno, memiliki karisma dan dukungan yang luas dari masyarakat, yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas kekuasaan Soeharto.

Upaya pemerintah untuk meredam kekuatan Megawati terlihat jelas pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang diadakan di Medan pada 22 Juni 1996. 

Kongres ini bertujuan menggantikan Megawati dengan Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. KLB tersebut bukan hanya masalah internal PDI, tetapi juga melibatkan intervensi pemerintah yang ingin melemahkan posisi Megawati.

Setelah KLB, PDI terpecah menjadi dua kubu: kubu Megawati dan kubu Soerjadi. Kedua kubu ini saling mengklaim legitimasi kepemimpinan partai, yang menimbulkan ketegangan dan konflik di dalam PDI. 

Pemerintah Orde Baru secara terang-terangan mendukung kubu Soerjadi, sementara pendukung Megawati merasa terpinggirkan dan marah.

Puncak Konflik: Kudatuli 1996

Ketegangan antara kedua kubu mencapai puncaknya pada 27 Juli 1996. Massa pendukung Megawati yang berada di kantor PDI di Jakarta diserang oleh massa pro-Soerjadi, yang mengakibatkan bentrokan hebat. 

Peristiwa ini mengakibatkan lima orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang, menurut catatan Komnas HAM.

Investigasi oleh Komnas HAM menemukan enam bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama peristiwa Kudatuli. 

Pelanggaran tersebut termasuk pelanggaran terhadap kebebasan berkumpul, kebebasan berpendapat, dan perlindungan terhadap jiwa manusia. 

Pemerintah Orde Baru diduga kuat terlibat dalam kekerasan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melemahkan posisi Megawati dan pendukungnya.

Dampak Kudatuli pada Politik Indonesia

Peristiwa Kudatuli memiliki dampak yang luas pada politik Indonesia. Pertama, peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya sistem politik Indonesia saat itu terhadap intervensi pemerintah. 

Pemerintah Orde Baru menggunakan kekuasaannya untuk campur tangan dalam urusan internal partai politik, sebuah tindakan yang mencederai prinsip demokrasi.

Kedua, Kudatuli memperlihatkan ketidakstabilan politik yang serius di Indonesia. 

Kerusuhan yang terjadi di kantor PDI bukan hanya menciptakan ketidakamanan di kalangan anggota partai, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan politik yang lebih luas. 

Hal ini berdampak pada ekonomi, di mana ketidakpastian politik menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan mempengaruhi investasi asing di Indonesia.

Ketiga, peristiwa Kudatuli menarik perhatian internasional terhadap situasi politik di Indonesia. 

Kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi mendapatkan sorotan dari 

berbagai organisasi internasional dan negara-negara asing. Hal ini memberikan tekanan tambahan pada pemerintah Orde Baru, yang sudah menghadapi kritik atas pelanggaran hak asasi manusia dan praktik otoritarianismenya.

Peristiwa Kudatuli 1996 mencerminkan dinamika kekuasaan yang kompleks dan intervensi politik yang melibatkan pemerintah Orde Baru. 

Pemerintah, yang dipimpin oleh Soeharto, berusaha menjaga stabilitas kekuasaannya dengan berbagai cara, termasuk campur tangan dalam urusan internal partai politik. 

Tindakan ini menunjukkan bagaimana pemerintah otoriter berusaha mengontrol dan melemahkan kekuatan politik yang dianggap sebagai ancaman.

Selain itu, Kudatuli juga menunjukkan betapa pentingnya kebebasan berkumpul dan berpendapat dalam sistem demokrasi. 

Pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama peristiwa tersebut mencederai prinsip-prinsip dasar demokrasi dan menunjukkan perlunya reformasi dalam sistem politik Indonesia. 

Kebebasan berkumpul dan berpendapat adalah hak dasar yang harus dilindungi oleh negara, bukan dilanggar demi kepentingan politik tertentu.

Dampak Kudatuli terhadap stabilitas politik dan ekonomi Indonesia juga menunjukkan betapa pentingnya stabilitas politik bagi perkembangan ekonomi. 

Ketidakpastian politik yang disebabkan oleh konflik internal partai dan intervensi pemerintah menciptakan ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada investasi dan pertumbuhan ekonomi. Stabilitas politik adalah prasyarat penting bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Kudatuli 1996 adalah salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia yang menunjukkan dinamika kekuasaan dan intervensi politik yang kompleks. 

Konflik antara kubu Megawati dan Soerjadi dalam PDI mencerminkan ketegangan antara kekuatan politik yang sedang berkembang dan kekuasaan yang mapan. 

Intervensi pemerintah dalam urusan internal partai politik menunjukkan betapa rentannya sistem politik Indonesia saat itu terhadap penyalahgunaan kekuasaan.

Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya kebebasan berkumpul dan berpendapat dalam sistem demokrasi, serta dampak ketidakstabilan politik terhadap ekonomi. 

Kudatuli adalah pelajaran berharga bagi Indonesia tentang pentingnya menghormati prinsip-prinsip demokrasi dan menjaga stabilitas politik untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka:

https://news.detik.com/berita/d-6842740/tentang-peristiwa-kudatuli-27-juli-1996-ini-sejarahnya

https://news.detik.com/berita/d-6201750/peristiwa-kudatuli-27-juli-1996-dan-sejarahnya

https://news.detik.com/berita/d-5363411/ungkit-konflik-mega-vs-soerjadi-pd-enggan-tamat-riwayat-dikudeta

https://nasional.kompas.com/read/2024/07/27/09040271/pdi-p-gelar-peringatan-peristiwa-kudatuli-1996-ganjar-pranowo-hadir

https://kumparan.com/kumparannews/demokrat-bandingkan-isu-kudeta-dengan-konflik-pdi-megawati-dan-soerjadi-1v7QKiCHhsw

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210205203935-32-602954/isu-kudeta-demokrat-singgung-konflik-pdi-megawati-soerjadi

https://tirto.id/sejarah-kudeta-politik-pdi-di-rezim-soeharto-megawati-vs-soerjadi-f952

https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli

http://repository.upi.edu/3215/2/S_SEJ_0806995_Abstract.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun