Tujuan pendidikan nonformal adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.Â
Hasil dari pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.
Relevansi andragogi dalam pendidikan nonformal sangat signifikan karena beberapa alasan:
1. Kebutuhan Spesifik dan Beragam: Pendidikan nonformal seringkali dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik kelompok tertentu, seperti pekerja, ibu rumah tangga, atau komunitas tertentu.Â
Metode andragogi yang fleksibel dan berbasis pengalaman memungkinkan program-program ini disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap kelompok.
2. Kemandirian dalam Belajar: Pendidikan nonformal seringkali memerlukan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan mengambil inisiatif dalam proses belajar.Â
Andragogi mendukung pendekatan ini dengan menekankan kemandirian dan self-directed learning, sehingga peserta didik dapat mengatur waktu dan cara belajar mereka sendiri.
3. Fokus pada Penerapan Praktis: Banyak program pendidikan nonformal yang berfokus pada peningkatan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau pekerjaan.Â
Metode andragogi, yang mengutamakan pengalaman dan praktik langsung, sangat sesuai untuk tujuan ini.
4. Pembelajaran Sepanjang Hayat: Andragogi mendukung konsep pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), yang merupakan inti dari pendidikan nonformal.Â
Dengan adanya perubahan teknologi dan pasar kerja yang cepat, orang dewasa perlu terus belajar dan beradaptasi.Â