Selain itu, dalam kritiknya, masyarakat juga menekankan pentingnya persiapan dan kompetensi anak-anak NTT.Â
Anak-anak muda diharapkan menjaga fisik, meningkatkan kecerdasan, dan mengelola akhlak dengan baik untuk dapat bersaing dalam seleksi Akpol.Â
Tanpa persiapan yang matang, sulit bagi anak-anak NTT untuk lolos seleksi yang ketat. Hal ini menjadi refleksi bagi masyarakat NTT untuk lebih mempersiapkan generasi mudanya dalam menghadapi seleksi-seleksi penting seperti ini.
Persiapan yang baik meliputi berbagai aspek, mulai dari fisik, mental, hingga akademis. Anak-anak NTT perlu dibekali dengan pelatihan yang memadai agar mampu bersaing dengan calon dari daerah lain.Â
Pemerintah daerah dan masyarakat NTT perlu bekerja sama untuk menyediakan fasilitas dan dukungan yang diperlukan bagi anak-anak muda dalam mempersiapkan diri mereka.
Kesimpulan dan Penutup
Reaksi keras masyarakat NTT terhadap hasil penerimaan calon taruna Akpol tahun 2024 mengungkap sejumlah isu penting terkait identitas, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan sosial.Â
Masyarakat merasa tidak ada keadilan dalam proses seleksi ketika hanya satu anak asli NTT yang lulus dari 11 kuota yang tersedia. Kritik ini juga menyoroti pentingnya kebijakan afirmatif untuk memastikan representasi daerah dalam institusi kepolisian.
Masyarakat NTT juga diharapkan lebih mempersiapkan anak-anaknya dengan baik agar mampu bersaing dalam seleksi-seleksi penting seperti Akpol.
Pihak Polda NTT perlu merespons kritik ini dengan langkah nyata yang menunjukkan transparansi dan keadilan dalam proses penerimaan calon taruna Akpol. Langkah ini penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa hak anak-anak asli NTT terpenuhi secara adil.
Secara keseluruhan, situasi ini menjadi pelajaran penting bagi NTT untuk terus memperjuangkan hak-hak daerahnya dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang setara dalam mencapai cita-cita mereka.Â
Hanya dengan keadilan sosial yang nyata, NTT dapat memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mudanya.