Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilkada 2024 di Bawah Bayang-Bayang Pemimpin Populis

28 Juni 2024   04:24 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beberapa daerah, retorika populis telah menyebabkan ketegangan sosial dan memperdalam jurang pemisah antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

Polarisasi sosial ini dapat mengganggu harmoni dan stabilitas sosial, serta menghambat proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam jangka panjang, retorika yang memecah belah ini dapat merusak kohesi sosial dan menciptakan iklim politik yang tidak sehat.

Penutup

Menghadapi Pilkada 2024, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memiliki pandangan yang seimbang terhadap kebijakan populis. Manfaat langsung bagi masyarakat perlu diakui dan diapresiasi, namun perencanaan jangka panjang dan keberlanjutan juga harus menjadi perhatian utama. Dengan demikian, kebijakan populis dapat memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi kemajuan bangsa dan negara.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memperkuat mekanisme pengawasan dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran dan implementasi kebijakan publik. 

Selain itu, pendidikan politik bagi masyarakat perlu ditingkatkan agar mereka dapat memahami dampak jangka panjang dari kebijakan populis dan membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih pemimpin.

Pilkada 2024 merupakan momentum penting untuk menguji sejauh mana populisme dapat dikelola dengan bijak dalam konteks politik lokal di Indonesia. 

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang implikasi populisme dan pendekatan yang seimbang dalam mengelola kebijakan publik, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi positif populisme sambil meminimalisir dampak negatifnya, sehingga menciptakan pemerintahan lokal yang lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun