Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solidaritas dan Kemanusiaan Global untuk Pengungsi Dunia

20 Juni 2024   02:20 Diperbarui: 20 Juni 2024   02:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, beban terbesar untuk menampung para pengungsi ini dipikul oleh negara-negara miskin dan berkembang. Sebanyak 90 persen pengungsi dunia tinggal di negara-negara ini, yang sering kali kekurangan sumber daya untuk memberikan bantuan yang memadai (Kompas.id, 08 Agustus 2023). Kondisi hidup para pengungsi di negara-negara miskin dan berkembang sangat sulit dan berisiko, dengan berbagai tantangan yang harus mereka hadapi (Kompas.id, 20 Juni 2019).

Para pengungsi di negara-negara miskin dan berkembang tersebut, menghadapi berbagai keterbatasan yang mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Pertama. Keterbatasan Akses terhadap Pendidikan. Pendidikan adalah hak dasar yang sulit dijangkau oleh banyak pengungsi. Mereka sering kali menghadapi keterbatasan akses ke sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Anak-anak pengungsi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, yang berdampak negatif pada masa depan mereka dan kemampuan mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan (Kompas.id, 08 Agustus 2023) 

Kedua. Keterbatasan Akses terhadap Kesehatan. Akses terhadap layanan kesehatan juga sangat terbatas bagi para pengungsi. Banyak dari mereka tinggal di kamp pengungsi dengan fasilitas kesehatan yang minim dan jauh dari standar. Ini mengakibatkan meningkatnya risiko penyakit dan kurangnya perawatan medis yang memadai, yang memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Ketiga. Keterbatasan Akses terhadap Pekerjaan. Para pengungsi sering kali kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak. Tanpa dokumen yang sah dan status hukum yang jelas, mereka terpaksa bekerja di sektor informal dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Ketidakmampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menghambat kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar dan membangun kehidupan yang stabil.

Keempat. Keterbatasan Akses terhadap Bantuan. Banyak pengungsi bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Namun, distribusi bantuan sering kali tidak merata dan tidak mencukupi. Keterbatasan dana dan sumber daya membuat banyak pengungsi tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.


Kelima. Keterbatasan Akses terhadap Dokumentasi. Dokumen identitas dan status hukum adalah kebutuhan penting bagi para pengungsi. Tanpa dokumentasi yang sah, mereka tidak dapat mengakses layanan dasar, mendapatkan pekerjaan, atau bergerak dengan bebas. Keterbatasan akses terhadap dokumentasi memperparah ketidakpastian dan kerentanan mereka.

Keenam. Keterbatasan Akses terhadap Pendampingan Hukum. Banyak pengungsi menghadapi kesulitan dalam mengakses pendampingan hukum yang memadai. Tanpa bantuan hukum, mereka kesulitan mendapatkan status pengungsi yang sah dan perlindungan hukum yang layak. Ini mengakibatkan banyak pengungsi hidup dalam ketidakpastian hukum dan risiko deportasi.

Ketujuh. Keterbatasan Akses terhadap Infrastruktur. Kamp pengungsi dan pemukiman sementara sering kali kekurangan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan fasilitas umum lainnya. Keterbatasan akses terhadap infrastruktur ini membuat hidup para pengungsi semakin sulit dan berisiko.

Kedelapan. Keterbatasan Akses terhadap Air Bersih dan Sanitasi. Air bersih dan sanitasi adalah kebutuhan dasar yang sering kali sulit dijangkau oleh para pengungsi. Banyak kamp pengungsi tidak memiliki akses yang memadai terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, yang meningkatkan risiko penyakit dan membahayakan kesehatan mereka.

Kesembilan. Keterbatasan Akses terhadap Pangan. Ketersediaan pangan yang memadai adalah tantangan besar bagi para pengungsi. Banyak dari mereka hidup dengan makanan yang tidak mencukupi dan gizi buruk, yang berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun