Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Komunikasi Politik dalam Pilkada 2024: Perspektif Teori Komunikasi Deliberatif Habermas

13 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   09:21 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, dengan menekankan pentingnya validitas dan keabsahan informasi, komunikasi deliberatif dapat membantu mengatasi masalah penyebaran informasi palsu dan bias di media sosial. 

Para elit politik harus berkomitmen untuk menyebarkan informasi yang akurat dan terpercaya. Dalam kampanye Pilkada, mereka perlu bekerja sama dengan platform media sosial untuk mencegah penyebaran hoaks dan misinformasi. 

Selain itu, mendukung inisiatif jurnalisme publik yang fokus pada pelaporan yang mendalam dan investigatif juga penting, sehingga publik mendapatkan informasi yang berkualitas untuk membuat keputusan yang informatif.

Langkah Strategis untuk Mewujudkan Komunikasi Deliberatif

Untuk mewujudkan komunikasi deliberatif di era digital, diperlukan beberapa langkah strategis. Pertama, memperkuat pendidikan literasi media agar masyarakat mampu memilah informasi yang akurat dan relevan dari banjir informasi yang ada. Pendidikan literasi media sebagai program pendidikan masyarakat agar setiap individu memiliki kemampuan untuk berpikir kritis terhadap informasi yang diterima.

Kedua, membangun platform digital yang mendorong diskusi yang sehat dan berbasis argumen, seperti forum online yang diawasi dengan ketat untuk mencegah penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. 

Pemerintah dan penyedia platform media sosial perlu bekerja sama untuk menciptakan ruang diskusi yang aman dan konstruktif. Moderasi konten yang efektif dan transparan sangat penting untuk memastikan bahwa diskusi tetap berada dalam kerangka yang rasional dan bebas dari ujaran kebencian.

Ketiga, mendukung inisiatif jurnalisme publik yang fokus pada pelaporan yang mendalam dan investigatif. Media massa memiliki peran penting dalam menyajikan informasi yang berkualitas dan membantu publik dalam membuat keputusan yang tepat. 

Para elit politik perlu berinteraksi secara terbuka dengan jurnalis dan mendukung upaya jurnalisme investigatif yang bertujuan untuk mengungkap kebenaran dan menyediakan informasi yang akurat kepada masyarakat.

Demikian teori komunikasi deliberatif Habermas menawarkan panduan yang berharga dalam menghadapi tantangan komunikasi politik di era post-demokrasi. Menjelang Pilkada 27 November 2024, para elit politik memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan diskusi rasional, inklusif, dan berbasis argumen serta informasi yang valid. 

Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, komunikasi politik dapat menjadi lebih deliberatif, membantu mengatasi populisme, polarisasi, dan misinformasi, serta memperkuat demokrasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun