Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Beban Ganda Lansia dan Generasi Sandwich di Indonesia

5 Juni 2024   20:56 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:31 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:Seorang nenek mengasuh cucunya di Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/8/2019). (Foto: FERGANATA INDRA RIATMOKO/KOMPAS.ID)

Lansia tidak hanya memikirkan kebutuhan mereka sendiri tetapi juga kebutuhan anggota keluarga lainnya yang masih dalam usia produktif namun belum memiliki penghasilan yang cukup.

Di sisi lain, muncul fenomena "generasi sandwich", yakni generasi yang harus menanggung beban ekonomi orangtua serta anak-anak mereka. Generasi sandwich adalah istilah untuk generasi yang harus menopang kehidupan orangtua serta anak-anak mereka. 

Generasi ini menghadapi tekanan ekonomi besar karena harus membagi sumber daya terbatas untuk memenuhi kebutuhan dua generasi lainnya. Hal ini membuat mereka sering berada dalam posisi sulit secara finansial.

Berdasarkan data liputan kompas (Juni 2024) di Indonesia ada jutaan lansia yang masih membutuhkan sokongan hidup dari generasi Z dan milenial. 

Jumlah lansia di Indonesia yang hidupnya bergantung topangan penghasilan generasi Z dan milenial mencapai 5,6 juta. Lansia ini bergantung pada sokongan 4,5 juta gen Z dan milenial (Kompas.id, 3 Juni 2024).

Tekanan ekonomi ini semakin berat ketika orangtua yang ditopang tidak memiliki dana pensiun dan harus hidup dari bantuan anak-anak mereka. 

Dari 21,7 juta warga usia 60 tahun ke atas di Indonesia, hanya 1,13 juta atau 5,2 persen yang tercatat mempunyai dana pensiun (Kompas.id, 2 Juni 2024).

Generasi sandwich ini sering harus bekerja lebih keras dan mengorbankan waktu serta energi mereka untuk menghidupi keluarga. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka tetapi juga menghambat mereka dalam merencanakan masa depan lebih baik. 

Artinya bahwa, jutaan generasi sandwich yang saat ini menghabiskan sebagian besar penghasilan mereka untuk mendukung orangtua yang tidak memiliki dana pensiun, dapat mengurangi kemampuan mereka untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan mereka sendiri. 

Ketika mereka mencapai usia pensiun, mereka mungkin juga tidak memiliki tabungan yang memadai dan akhirnya bergantung pada anak-anak mereka. Fenomena ini akan menciptakan siklus ketergantungan antar generasi yang terus berulang dan sulit untuk diputus antar generasi.

Jika situasi saat ini terus berlanjut tanpa adanya intervensi kebijakan dan program proktektif di level pemerintah dan peningkatan literasi dan manajemen tabungan di level masyarakat, maka fenomena beban ganda lansia dan generasi sandwich akan terus berulang dan dapat mempengaruhi kesejahteraan generasi mendatang. 

Maka demikian, fenomena ini menekankan pentingnya pengaturan tentang penciptaan pekerjaan, kondisi kerja serta upah rill yang layak di sektor informal akan sangat krusial, karena kondisis kerja sektor informal cenderung tidak memiliki struktur yang jelas dan regulasi ketat, membuat para pekerja di dalamnya, terutama lansia tidak memiliki kepastian penghasilan dan jaminan sosial yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun