Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kopi Nagekeo Nikmat Memikat: Silakan Dicoba Jika Berkunjung ke Nagekeo-Flores

15 Mei 2024   07:04 Diperbarui: 15 Mei 2024   07:14 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi Nagekeo Nikmat Memikat: Silakan Dicoba Jika Berkunjung ke Nagekeo-Flores

Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbaik di dunia, dengan berbagai daerah di nusantara yang menghasilkan kopi berkualitas tinggi. Sebagai pecinta kopi, kita selalu mencari cita rasa yang unik dan menggoda.

Salah satu daerah yang mulai dikenal dengan produk kopinya adalah Kabupaten Nagekeo, yang terletak di tengah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Dengan keanekaragaman varietas dan rasa yang unik, kopi Nagekeo telah menarik perhatian para pecinta kopi.

Kabupaten Nagekeo memiliki topografi yang ideal untuk budidaya kopi, dengan sebagian besar merupakan kawasan perbukitan, bergunung, dan berlembah, dengan kemiringan 16°-60° yang luasnya mencapai 141.696 km2 atau 37,16% dari luas wilayah daratan.

Terletak di ketinggian antara 800 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut, daerah ini memiliki suhu yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur. 

Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 1.416,96 km² dan terletak pada koordinat 121°6'20" - 121°32'0" Bujur Timur dan 8°26'15'- 8°64'40" Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Nagekeo meliputi Laut Flores di utara, Kabupaten Ende di timur, Laut Sawu di selatan, dan Kabupaten Ngada di barat.

Kondisi topografi dan geografis ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas kopi yang dihasilkan. Kopi yang tumbuh di daerah ini memiliki karakteristik rasa yang khas dan beragam, mencerminkan kekayaan tanah Flores.

Dua varietas kopi yang menonjol dari Nagekeo adalah kopi Leder dari Desa Legu Deru, Kecamatan Boawae dan kopi Ebulobo dari Desa Lajawajo, Kecamatan Mauponggo.

Sumber Gambar: Produk Kopi Ebulobo
Sumber Gambar: Produk Kopi Ebulobo

Kedua varietas ini dikenal dengan cita rasa yang khas dan sensaional, yang menjadi daya tarik utama bagi para penikmat kopi. Kopi Leder, misalnya, memiliki aroma yang kuat, sementara kopi Ebulobo menawarkan rasa yang sensaional. Jika dipadukan dengan cokelat vanila atau nuansa rasa buah-buahan tropis maka kedua kopi ini menawarkan rasa yang lebih maknyus.

Sumber Gambar: Produk Kopi Leder, Dokumen Pribadi
Sumber Gambar: Produk Kopi Leder, Dokumen Pribadi

Proses Produksi Biji Kopi

Para petani kopi Nagekeo memproduksi kopi dengan metode yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Para petani lokal menerapkan praktik pertanian organik, menghindari penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak kualitas kopi.

Proses produksi kopi Leder dan kopi Ebulobo misalnya, masih menggunakan cara tradisional. Mulai dari proses panen yang dilakukan dengan tangan, memetik buah kopi yang benar-benar matang. Setelah dipanen, buah kopi dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Proses penjemuran ini bisa memakan waktu beberapa hari, tergantung cuaca. 

Setelah buah kopi kering, langkah berikutnya adalah memisahkan kulit dari biji kopi, menggunakan alat tradisional untuk memisahkan biji kopi dari kulitnya. Alat ini sederhana, namun efektif, menjaga biji kopi tetap utuh dan bersih. 

Biji kopi yang sudah dipisahkan dari kulitnya kemudian dijemur kembali untuk memastikan kadar airnya benar-benar rendah. Proses penjemuran kedua ini penting untuk memastikan biji kopi siap untuk disangrai.

Ilustrasi, Sumber Gambar: https://highend-magazine.okezone.com/
Ilustrasi, Sumber Gambar: https://highend-magazine.okezone.com/

Proses sangrai dilakukan dengan cara yang sangat tradisional, menggunakan kuali dari tanah liat dan menggoreng biji kopi di atas tungku kayu api. 

Suhu yang dihasilkan oleh kayu api membuat biji kopi terpanggang secara merata, sementara kuali tanah liat membantu menjaga kestabilan panas. Proses sangrai semacam ini membuat aroma kopi memenuhi udara, memberikan sensasi yang begitu memikat dan nikmat. Setelah proses sangrai selesai, biji kopi didinginkan sebelum digiling menjadi bubuk halus.

Di Nagekeo, proses penggilingan dilakukan menggunakan alat tradisional yang disebut lesung yang terbuat dari kayu. Suara ritmis dari lesung yang menghantam biji kopi memberikan nuansa tersendiri dalam proses ini, menambahkan elemen tradisi dan budaya yang kental.

Upaya Pengenalan Kopi Nagekeo ke Dunia

Pada bulan Desember 2021, pemerintah Kabupaten Nagekeo meluncurkan tagline "Nagekeo The Heart of Flores",  yang bertujuan untuk memperkenalkan potensi daerah.

Pasa acara peluncuran Nagekeo The Heart of Flores, sejumlah produk ditampilkan kepada para pengunjung, termasuk produk kopi unggulannya. Tentu ini menjadi momentum penting bagi Nagekeo dalam upaya memperluas pasar kopi mereka dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Saya meyakini bahwa tagline Nagekeo the Heart of Flores yang disemarakkan Pemda Nagekeo sebagai upaya agar orang-orang tahu bahwa kopi Flores tidak melulu kopi Bajava dari Ngada, atau Kopi Detusoko dari Ende yang terkenal itu, tapi juga ada kopi Leder dan kopi Ebulobo yang maknyus.

Pameran kopi dan berbagai produk lokal lainnya menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat Nagekeo dalam mengembangkan industri kopi di daerah ini agar kopi Nagekeo dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Manfaat Sosial dan Ekonomi dari Kopi Nagekeo

Pengembangan industri kopi di Nagekeo memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Banyak petani yang menggantungkan hidupnya pada budidaya kopi. Selain itu, industri kopi juga menciptakan lapangan kerja baru, baik di sektor pertanian maupun di sektor pengolahan dan pemasaran.

Salah satu testimoni dari seorang teman pengusaha kopi Ebulobu mengungkapkan bahwa, harga produk kopinya yang bervariasi berdasarkan beratnya: 15 gram seharga dua ribu rupiah per bungkus, 35 gram seharga lima ribu rupiah per bungkus, 75 gram seharga sepuluh ribu rupiah per bungkus, dan 250 gram seharga lima puluh ribu rupiah per bungkus.

Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, penjualan Kopi Ebulobo cukup membantu kelangsungan usahanya. Permintaan dari ibu kota kabupaten juga cukup besar dengan banyak pesanan dari kios dan toko. Berkat promosi di media sosial, permintaan juga datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Kalimantan, Papua, Kupang, Alor, Sabu, dan Kefamenanu. 

Sedangkan kopi Leder Desa Legu Deru, Kecamatan Boawae, produksi kopi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat, dan pejualannya tidak hanya berfokus pasar lokal,namun juga menembus pasar nasional, bahkan hingga ke kota-kota besar seperti Jakarta.

Dosa-Dosa Warung Kopi di Nagekeo yang Bikin Pelanggan Kecewa

Berdasarkan cerita pengelaman beberapa kolega yang pernah berkunjung ke Nagekeo, ada beberapa warung kopi yang melakukan dosa-dosa tertentu yang seringkali membuat pelanggan kecewa. 

Meski demikian, tidak semua warung kopi di Nagekeo melakukan kesalahan-kesalahan ini. Hanya sebagian yang melakukannya, namun dampaknya bisa cukup signifikan sehingga perkembangan warung kopi di Nagekeo bisa terhambat dan bahkan berpotensi mengurangi jumlah pelanggan. 

Apa saja dosa-dosa tersebut?

Jam Operasional Labil

Salah satu dosa utama yang kerap dilakukan oleh warung kopi di Nagekeo adalah jam operasional yang tidak menentu. Banyak warung kopi yang buka-tutup tanpa jadwal yang jelas. Misalnya, hari ini buka, besok tutup, lalu baru buka lagi seminggu kemudian. Ketidakpastian ini membuat pelanggan kesulitan dan sering kali kecewa ketika mereka datang dan mendapati warung kopi tersebut tutup. Jam operasional yang labil tidak hanya mengganggu kenyamanan pelanggan, tetapi juga berpotensi merusak reputasi warung kopi tersebut. Pelanggan membutuhkan kepastian untuk bisa merencanakan kunjungan mereka dengan baik.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Kurang Komunikatif

Interaksi antara barista dan pelanggan adalah salah satu kunci utama dalam menciptakan pengalaman ngopi yang menyenangkan. Sayangnya, banyak barista di Nagekeo kurang berinteraksi dengan pelanggan. Mereka hanya menerima pesanan, menyeduh kopi, dan menyajikannya tanpa menjelaskan jenis kopi yang diseduh, asal kopi, atau filosofinya. Padahal, pelanggan sering kali ingin tahu lebih banyak tentang kopi yang mereka nikmati. Keterampilan komunikasi barista perlu diasah agar pelanggan merasa dihargai dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, sehingga mereka tertarik untuk kembali lagi.

Harga Tidak Masuk Akal

Harga kopi di warung kopi Nagekeo sering kali dianggap tidak masuk akal oleh pelanggan. Misalnya, harga secangkir kopi tubruk bisa mencapai Rp15.000, sementara di tempat lain seperti Surabaya atau Jogja, kopi tubruk bisa didapatkan dengan harga Rp5.000. Tingginya harga ini sering kali tidak sebanding dengan UMR di Nagekeo yang tidak terlalu tinggi. Pemilik warung kopi perlu mempertimbangkan daya beli masyarakat setempat dalam menentukan harga agar tidak membebani pelanggan dan membuat mereka enggan datang lagi.

Tidak Ada Menu Signature

Menu signature atau menu andalan adalah salah satu daya tarik utama yang bisa membuat sebuah warung kopi berbeda dari yang lain. Namun, banyak warung kopi di Nagekeo tidak memiliki menu signature yang khas. Hal ini membuat warung kopi tersebut tidak memiliki ciri khas yang menonjol dan sulit diingat oleh pelanggan. Pemilik warung kopi perlu menciptakan menu signature yang unik dan menarik agar dapat menarik minat pelanggan dan membuat mereka ingin kembali lagi untuk menikmati menu tersebut.

Kurangnya Inovasi dalam Menu

Pelanggan sering kali mencari sesuatu yang baru dan menarik. Namun, banyak warung kopi yang tidak memperbarui atau menambah variasi menu mereka. Kurangnya inovasi dalam menu bisa membuat pelanggan bosan dan beralih ke tempat lain. Pemilik warung kopi harus lebih kreatif dalam mengembangkan menu agar dapat menarik minat pelanggan baru dan menjaga loyalitas pelanggan lama.

Kualitas Kopi Tidak Konsisten

Kualitas kopi yang disajikan sering kali bervariasi dari hari ke hari. Inkonistensi ini bisa membuat pelanggan merasa kecewa dan ragu untuk kembali lagi. Konsistensi dalam rasa dan penyajian kopi adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kepuasan pelanggan. Warung kopi harus memastikan standar kualitas yang konsisten untuk setiap cangkir kopi yang disajikan agar pelanggan selalu mendapatkan pengalaman yang memuaskan.

Dengan demikian, tanpa mengurangi rasa horman terhadap keberadaan warung kopi di Nagekeo, maka perlu memperbaiki beberapa aspek penting untuk memastikan keberlangsungan dan kepuasan pelanggan. Sehingga dengan melakukan perbaikan-perbaikan ini, warung kopi di Nagekeo dapat terus berkembang dan menjadi tempat favorit bagi para pecinta kopi.

Bagi siapa saja yang berkesempatan berkunjung ke Nagekeo, menikmati secangkir kopi lokal adalah cara yang sempurna untuk merasakan keajaiban dan keunikan Pulau Flores, khususnya Nagekeo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun