Pameran kopi dan berbagai produk lokal lainnya menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat Nagekeo dalam mengembangkan industri kopi di daerah ini agar kopi Nagekeo dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.
Manfaat Sosial dan Ekonomi dari Kopi Nagekeo
Pengembangan industri kopi di Nagekeo memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Banyak petani yang menggantungkan hidupnya pada budidaya kopi. Selain itu, industri kopi juga menciptakan lapangan kerja baru, baik di sektor pertanian maupun di sektor pengolahan dan pemasaran.
Salah satu testimoni dari seorang teman pengusaha kopi Ebulobu mengungkapkan bahwa, harga produk kopinya yang bervariasi berdasarkan beratnya: 15 gram seharga dua ribu rupiah per bungkus, 35 gram seharga lima ribu rupiah per bungkus, 75 gram seharga sepuluh ribu rupiah per bungkus, dan 250 gram seharga lima puluh ribu rupiah per bungkus.
Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, penjualan Kopi Ebulobo cukup membantu kelangsungan usahanya. Permintaan dari ibu kota kabupaten juga cukup besar dengan banyak pesanan dari kios dan toko. Berkat promosi di media sosial, permintaan juga datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Kalimantan, Papua, Kupang, Alor, Sabu, dan Kefamenanu.Â
Sedangkan kopi Leder Desa Legu Deru, Kecamatan Boawae, produksi kopi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat, dan pejualannya tidak hanya berfokus pasar lokal,namun juga menembus pasar nasional, bahkan hingga ke kota-kota besar seperti Jakarta.
Dosa-Dosa Warung Kopi di Nagekeo yang Bikin Pelanggan Kecewa
Berdasarkan cerita pengelaman beberapa kolega yang pernah berkunjung ke Nagekeo, ada beberapa warung kopi yang melakukan dosa-dosa tertentu yang seringkali membuat pelanggan kecewa.Â
Meski demikian, tidak semua warung kopi di Nagekeo melakukan kesalahan-kesalahan ini. Hanya sebagian yang melakukannya, namun dampaknya bisa cukup signifikan sehingga perkembangan warung kopi di Nagekeo bisa terhambat dan bahkan berpotensi mengurangi jumlah pelanggan.Â
Apa saja dosa-dosa tersebut?
Jam Operasional Labil
Salah satu dosa utama yang kerap dilakukan oleh warung kopi di Nagekeo adalah jam operasional yang tidak menentu. Banyak warung kopi yang buka-tutup tanpa jadwal yang jelas. Misalnya, hari ini buka, besok tutup, lalu baru buka lagi seminggu kemudian. Ketidakpastian ini membuat pelanggan kesulitan dan sering kali kecewa ketika mereka datang dan mendapati warung kopi tersebut tutup. Jam operasional yang labil tidak hanya mengganggu kenyamanan pelanggan, tetapi juga berpotensi merusak reputasi warung kopi tersebut. Pelanggan membutuhkan kepastian untuk bisa merencanakan kunjungan mereka dengan baik.
Kurang Komunikatif
Interaksi antara barista dan pelanggan adalah salah satu kunci utama dalam menciptakan pengalaman ngopi yang menyenangkan. Sayangnya, banyak barista di Nagekeo kurang berinteraksi dengan pelanggan. Mereka hanya menerima pesanan, menyeduh kopi, dan menyajikannya tanpa menjelaskan jenis kopi yang diseduh, asal kopi, atau filosofinya. Padahal, pelanggan sering kali ingin tahu lebih banyak tentang kopi yang mereka nikmati. Keterampilan komunikasi barista perlu diasah agar pelanggan merasa dihargai dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, sehingga mereka tertarik untuk kembali lagi.