Hal ini mencakup pendidikan moral, pengembangan nilai-nilai keluarga, dan pemahaman tentang tanggung jawab dalam hubungan antar manusia.Â
Pendidikan moral dan spiritual menjadi kunci di sini, karena mereka membentuk dasar bagi pembentukan karakter yang kuat dan nilai-nilai yang benar dalam kehidupan berkeluarga di masa depan.
Tahap Kedua: Persiapan Proxima (Dekat)
Tahap kedua terjadi selama masa pacaran dan tunangan. Ini adalah periode di mana pasangan harus mulai memahami arti sebenarnya dari komitmen dalam pernikahan, serta mempersiapkan diri untuk peran dan tanggung jawab dalam sebuah keluarga.
Paus Yohanes Paulus II menekankan pentingnya memperoleh pemahaman yang benar tentang keluarga sebagai komunitas hidup yang didasarkan pada kasih dan pengorbanan.Â
Dalam tahap ini, pasangan harus menggali nilai-nilai dasar yang akan membentuk dasar dari hubungan mereka, seperti komunikasi yang efektif, kesetiaan, dan pengertian akan peran masing-masing dalam keluarga.
Tahap Ketiga: Persiapan Inmediata (Akhir)
Tahap ketiga adalah tahap terakhir sebelum pernikahan. Di sinilah setiap pasangan dibantu untuk semakin mempersiapkan diri secara konkret untuk kehidupan berkeluarga.Â
Pada tahap ini, setiap pasangan katolik akan mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) yang merupakan program yang diselenggarakan oleh banyak paroki Katolik sebagai persiapan bagi pasangan yang akan menikah dan menerima Sakramen Perkawinan. Â
Kursus Persiapan Perkawinan (KPP)memiliki tiga tujuan utama: (1) Memberikan pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga, baik bagi muda-mudi maupun pasangan yang sudah hidup bersama, (2) Menambah wawasan dan pemahaman iman tentang perkawinan dan keluarga dari berbagai sudut pandang, seperti teologi, moral, sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, (3) Memberikan pegangan praktis bagi calon keluarga agar dapat mengatur kehidupan keluarga sesuai dengan ajaran moral Kristiani.
Dengan demikian, persiapan perkawinan yang holistik sejak masa kanak-kanak hingga dewasa mencerminkan pentingnya chemistry spiritual dan sosial antara orang tua, keluraga, lingkungan sekitar, suami, istri, dan Tuhan, serta menegaskan peran penting keluarga dalam membentuk masyarakat yang berlandaskan perasaan kasih dan pengorbanan.