Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis adalah Kerja Abadi: Belajar dari Joko Pinurbo

27 April 2024   21:55 Diperbarui: 27 April 2024   21:56 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menulis, seseorang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri secara bebas, tanpa rasa takut atau hambatan. Ini memungkinkan seseorang untuk menyampaikan perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan secara verbal. Bagi banyak orang, menulis adalah cara untuk melepaskan emosi yang terpendam.

Implisit dalam pesan-pesan Jokpin itu mengisyaratkan, menulis kreatif bukan hanya sekadar menyusun kata-kata menjadi paragraf kemudian menjadi kalimat, tapi sebuah proses penyembuhan yang paling efektif.

Lain perkataan, dari pengalaman Jokpin, kita belajar bahwa menulis, selain sebagai bentuk terapi yang paling kuat, juga sebuah bentuk kerja yang abadi:

"bahwa sumber segala kisah adalah kasih,

bahwa ingin berawal dari angan,

bahwa ibu tak pernah kehilangan iba,

bahwa segala yang baik akan berbiak"...

Seperti Joko Pinurbo, tidak hanya menulis kata-kata, tetapi juga menghidupi kata-kata, dan melalui karyanya, dia terus dikenang dan diinspirasi oleh banyak orang.

Dengan menggurui proses kreatif Jokpin, mari kita terus mengeksplorasi dunia kata-kata dan perasaan kita sendiri.

Karena pada akhirnya, menulis adalah salah satu bentuk terapi terbaik yang dapat membantu kita menemukan makna, kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidup. Meskipun bagi Jokpin saat ini: "tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri".

Selamat jalan Joko Pinurbo menuju surga abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun