Saat menulis, seseorang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri secara bebas, tanpa rasa takut atau hambatan. Ini memungkinkan seseorang untuk menyampaikan perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan secara verbal. Bagi banyak orang, menulis adalah cara untuk melepaskan emosi yang terpendam.
Implisit dalam pesan-pesan Jokpin itu mengisyaratkan, menulis kreatif bukan hanya sekadar menyusun kata-kata menjadi paragraf kemudian menjadi kalimat, tapi sebuah proses penyembuhan yang paling efektif.
Lain perkataan, dari pengalaman Jokpin, kita belajar bahwa menulis, selain sebagai bentuk terapi yang paling kuat, juga sebuah bentuk kerja yang abadi:
"bahwa sumber segala kisah adalah kasih,
bahwa ingin berawal dari angan,
bahwa ibu tak pernah kehilangan iba,
bahwa segala yang baik akan berbiak"...
Seperti Joko Pinurbo, tidak hanya menulis kata-kata, tetapi juga menghidupi kata-kata, dan melalui karyanya, dia terus dikenang dan diinspirasi oleh banyak orang.
Dengan menggurui proses kreatif Jokpin, mari kita terus mengeksplorasi dunia kata-kata dan perasaan kita sendiri.
Karena pada akhirnya, menulis adalah salah satu bentuk terapi terbaik yang dapat membantu kita menemukan makna, kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidup. Meskipun bagi Jokpin saat ini: "tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri".
Selamat jalan Joko Pinurbo menuju surga abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H