Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kapitalisme dan Kesehatan Mental

19 April 2024   22:24 Diperbarui: 19 April 2024   22:29 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.timenews.co.id/

Tantangan ekomoni seperti biaya hidup yang tinggi, termasuk harga rumah, pendidikan, dan layanan kesehatan yang terjangkau, menjadi hambatan besar bagi keamanan finansial. 

Penghasilan yang stagnan dan pekerjaan yang tidak stabil dalam ekonomi gig semakin menekan kondisi keuangan kaum muda, menyebabkan penundaan dalam mencapai tujuan hidup seperti memiliki rumah atau membangun keluarga. Hal ini menyebabkan perasaan stres, ketidakpuasan, dan kurangnya stabilitas emosional yang berdampak pada kesejahteraan mental.

Demikian dalam sistem kapitalisme, di mana produksi diarahkan pada keuntungan dan kontrol modal, alienasi kerja menjadi semakin umum dan berdampak pada kesehatan mental pekerja. Alienasi kerja terjadi ketika pekerja merasa tidak memiliki kendali atas pekerjaan mereka, hanya dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan ekonomi.

Dalam dunia pendidikan, kapitalisme telah menciptakan paradigma "berhasil atau gagal", di mana kegagalan dianggap sebagai kelemahan individu yang tidak mampu bersaing di pasar kerja yang kompetitif.

Sebagaimana data  Kementerian Kesehatan (Kompas.id, 15 April 2024 ) yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa kedokteran mengalami tingkat stres yang tinggi, . 

Hasil skrining Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi hal tersebut, bahwa lebih dari seperlima mahasiswa PPDS mengalami gejala stres, kecemasan, dan bahkan depresi, dengan sebagian kecil di antaranya bahkan menghadapi pemikiran untuk mengakhiri hidup karena tekanan akademis yang kompetitif menjadi faktor pemicu utama dalam masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa kedokteran.

Demikian penting bagi kita untuk secara kritis mempertimbangkan restrukturisasi nilai-nilai dan prioritas dalam sistem ekonomi. Kesejahteraan mental individu harus ditempatkan sebagai prioritas utama, dan lingkungan yang mendukung serta inklusif harus dipromosikan untuk semua orang, tanpa terkecuali. 

Oleh karena itu, mengatasi kesehatan mental adalah dengan mengubah sistem kapitalisme ekonomi-politik dengan sistem yang lebih berkeadilan sosial.

Perubahan ini dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi, membangun dukungan sosial yang lebih kuat, menyediakan akses yang lebih luas terhadap layanan kesehatan mental, mengurangi tekanan untuk mencapai kesuksesan material, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih dukungan.

Dengan demikian, memperjuangkan sistem yang lebih berkeadilan sosial tidak hanya akan memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga akan memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan mental masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun