Kekuasaan (power) adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk memperngaruhi orang lain untuk bertindak atau tidak bertindak. Individu atau kelompok yang berkuasa atau memiliki power, membutuhkan sarana untuk mempengaruhi orang lain.
Setiap sistem kemasyarakatan terutama yang didominasi oleh ketidaksetaraan ekonomi, kekuasaan seringkali terkonsentrasi di tangan segelintir individu atau kelompok yang memiliki akses ke sumber daya dan kekayaan yang melimpah.
Ketika seseorang atau kelompok memiliki kekayaan yang berlebihan, mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi dan mengendalikan kehidupan orang lain. Dan bersedekah seringkali menjadi sarana untuk itu.
Besedekah itu politis. Dalam banyak kasus, bersedekah dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat posisi sosial dan politik seseorang dalam masyarakat.Â
Dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, seseorang atau kelompok dapat menciptakan ketergantungan dan loyalitas dari penerima bantuan. Hal ini cukup memungkinkan untuk memperkuat pengaruh dan kontrol atas orang lain.
Kita telah melewati ritual politik pemilu 2024 dengan berbagai lika-likunya. Jamak kita jumpai, para kontestan politik giat membranding citra diri dan reputasi.
Membangun image sebagai orang yang baik dan dermawan jamak juga kita jumpai oleh para caleg untuk meningkatkan popularitas dan dukungan mereka di antara masyarakat.Â
Citra dan reputasi yang baik dapat menjadi aset berharga yang dapat digunakan untuk memenangkan dukungan politik dan memperoleh kekuasaan.
Demikian mesti perlu diakui bahwa motivasi di balik tindakan bersedekah tidak selalu murni. Terkadang, bersedekah dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan pribadi atau politik.
Bersedekah tidak lagi menjadi tindakan altruistik yang bertujuan untuk membantu orang lain, tetapi menjadi strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang seringkali bersifat pragmatis.