Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Merdeka dan Pendidikan Berbasis Outcome di Abad 21

11 Maret 2024   09:14 Diperbarui: 17 Maret 2024   20:58 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS/SUPRIYANTO

Pendidikan merupakan landasan bagi perkembangan masyarakat, membentuk individu, dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru bagi generasi mendatang. Namun, dalam perjalanan pendidikan, seringkali kita terjebak dalam perdebatan yang tak kunjung usai: apakah pendidikan hanya tentang menghafal fakta dan teori, ataukah seharusnya lebih berfokus pada pengembangan kemampuan dan keterampilan yang praktis?

Dalam konteks ini, ungkapan yang menohok bagi dunia pendidikan sering kali muncul: "jangan bertanya akan jadi apa anak didikmu dikemudian hari, tapi bertanyalah apakah anak didikmu bisa berbuat atau memiliki kemampuan apa setelah lulus sekolah atau kuliah". Ungkapan ini sederhana namun mendalam dan menggambarkan esensi dari pendidikan berbasis outcome (Outcome-Based Education/OBE) .

Pendidikan Berbasis Outcome

Pendidikan Berbasis Outcome (Outcome-Based Education/OBE) adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pencapaian hasil, bukan sekadar menyelesaikan materi. Dalam OBE, evaluasi hasil pembelajaran dilakukan, dan siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan baru yang relevan secara global. 

Pendekatan ini juga menekankan inovasi, interaksi, dan efektivitas dalam proses pembelajaran, yang memiliki dampak luas pada seluruh tahapan pendidikan, mulai dari perencanaan kurikulum, penetapan tujuan pembelajaran, strategi pengajaran, metode pembelajaran, hingga evaluasi, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. 

Pendekatan OBE dalam pendidikan dilatarbelakangi oleh kondisi di era saat ini, dimana kemajuan teknologi dan inovasi yang cepat telah menciptakan kesenjangan yang signifikan antara apa yang diajarkan di lembaga pendidikan tinggi dan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan masyarakat. 

Tantangan utama dalam pendidikan abad 21 adalah bagaimana mengatasi kesenjangan ini dengan mengembangkan peran dan strategi yang efektif. Sehingga dengan pendekatan OBE dapat mengakomodasi tuntutan pendidikan di era modern ini.

Biasanya dalam dunia pendidikan, pendekatan yang paling umum digunakan adalah pendidikan tradisional, di mana kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian cenderung mengikuti pola yang telah ditetapkan secara tidak flesibel. Kurikulumnya sering kali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa banyak perubahan, mencakup materi-materi yang dianggap penting oleh para pemangku kepentingan sebelumnya.

Proses pembelajaran dalam pendidikan tradisional didasarkan pada silabus yang telah ditetapkan, dengan guru sebagai pemandu siswa untuk menyelesaikan materi-materi, tertentu sesuai dengan jadwal jumlah tatap muka yang telah ditentukan. Penekanan utamanya adalah pada pemahaman materi yang diajarkan dan kemampuan siswa untuk menguasai topik-topik tersebut.

Penilaian dalam pendidikan tradisional dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang telah diperoleh siswa dari materi yang diajarkan. Tes dan ujian sering kali digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah memahami konsep-konsep yang diajarkan dalam kurikulum.

Namun, dengan berkembangnya kebutuhan dunia kerja dan masyarakat global yang semakin kompleks, pendekatan pendidikan pun mengalami evolusi menjadi pendekatan OBE. Dalam OBE, kurikulum disusun berdasarkan pada kebutuhan lulusan ketika mereka memasuki dunia kerja. Kurikulum ini dirancang untuk mencapai hasil atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan fokus pada hasil yang ingin dicapai oleh siswa.

Proses pembelajaran dalam OBE tidak hanya menekankan pada penyelesaian materi, tetapi lebih pada membantu mahasiswa mencapai hasil yang telah ditentukan. Guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu siswa mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Penilaian dalam OBE dilakukan berdasarkan pada tingkat output atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa dinilai berdasarkan sejauh mana mereka telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, bukan hanya sebatas pengetahuan yang mereka miliki dari materi yang diajarkan.

Dengan demikian, OBE menawarkan pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel dan adaptif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat global dan dunia kerja yang terus berkembang. Sehingga dengan pendekatan OBE kemudian dapat menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dengan kebutuhan SDM di dunia kerja dan masyarakat pada abad ke-21.

Kurikulum Merdeka

Pendidikan Berbasis Outcome (OBE) sangat erat kaitannya dengan konsep Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pendekatan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan individual siswa serta tuntutan zaman. 

Lebih dari sekadar mengejar gelar atau ijazah, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan memperkuat kemampuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk berhasil dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal ini, OBE menjadi alat yang sangat efektif untuk mewujudkan visi Kurikulum Merdeka.

Dalam Konteks Kurikulum Merdeka, OBE memungkinkan pendidik untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata, daripada sekadar mentransfer pengetahuan teoritis.

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya diukur berdasarkan pengetahuan yang mereka kuasai, tetapi juga kemampuan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam berbagai konteks dan situasi.

Selain itu, OBE juga sejalan dengan semangat kebebasan dan keberagaman serta mendukung keberlanjutan proses pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum Merdeka. Sebab, pendekatan OBE memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri, serta memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan aspirasi mereka. 

Dengan menekankan inovasi, interaktivitas, dan efektivitas dalam pembelajaran, OBE membantu menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga memicu minat mereka untuk terus belajar dan berkembang.

Dengan demikian, OBE membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memungkinkan setiap individu untuk berkembang secara optimal sesuai dengan potensi mereka.

Pendidikan dan Kualitas Beadaban Abad 21

Dalam konteks revolusi industri 4.0, bahkan society 5.0–akan makin maju, tantangan bagi dunia pendidikan memang sangat kompleks, khususnya karena digempur oleh determinasi Big Data dan artificial intelligence (AI). Karena itu dunia pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan cepat yang dibawa oleh teknologi, sehingga tidak terjebak pada superfisial semu dan pragmatisme.

Menurut penulis, terdapat tujuh kualitas abad 21 yang mesti dimiliki oleh lulusan dalam pendidikan sebagai hasil produksi Pendidikan Berbasis Outcome dan Kurikulum Merdeka, dan diharapkan menjadi landasan yang kuat untuk menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi secara positif dan berhasil dalam kehidupan, sambil tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

Tujuh kualitas abad 21 tersebut adalah:

  1. Connectness (Keterhubungan): Kualitas ini menekankan pentingnya keterhubungan dengan Tuhan, sesama manusia, alam, dan diri sendiri. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang bagaimana segala hal saling terkait dan saling mempengaruhi, serta kemampuan untuk menciptakan harmoni dalam interaksi dengan unsur-unsur tersebut.

  2. Competency (Kompetensi): Ini melibatkan penguasaan spesifik dan keahlian dalam bidang tertentu, yang diiringi dengan upaya untuk menghindari bias-bias dan memperhatikan hubungan antar ilmu dalam kerja kolaboratif. Setiap individu diharapkan menjadi profesional dalam bidangnya sambil terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

  3. Commitment (Komitmen): Kualitas ini menuntut komitmen pada prospek dan visi tertentu, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Ini mencakup kesediaan untuk mengambil tanggung jawab dan bertahan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  4. Community Mindedness (Kepedulian Terhadap Masyarakat): Ini menekankan pentingnya memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat secara luas, serta keinginan untuk berkontribusi pada kesejahteraan komunitas di sekitar kita.

  5. Collaboration (Kerja Sama): Kualitas ini menekankan pentingnya kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan orang lain, baik dalam lingkup akademis maupun profesional. Kolaborasi yang efektif memungkinkan terciptanya solusi yang lebih baik untuk masalah yang kompleks.

  6. Creativity (Kreativitas): Ini melibatkan kemampuan untuk melihat peluang dan mengambil inisiatif dalam mengatasi tantangan atau menciptakan solusi baru. Kreativitas diperlukan untuk menghadapi perubahan dan inovasi dalam berbagai bidang.

  7. Compassion (Kepedulian): Terakhir, kualitas ini menekankan pentingnya memiliki perhatian terhadap individu yang lemah dan terpinggirkan dalam masyarakat. Ini mencakup kemampuan untuk empati dan bertindak dengan belas kasihan terhadap orang lain.

Ketujuh kualitas tersebut adalah inti dari Pendidikan Berbasis Outcome dan Kurikulum Merdeka. Lulusan pendidikan yang memiliki kualitas-kualitas ini tidak hanya mampu mencapai keberhasilan pribadi dan profesional, tetapi juga mampu berkontribusi pada masyarakat dan menghadapi tantangan yang kompleks dalam dunia yang terus berubah.

Dengan mengintegrasikan kualitas-kualitas ini ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran, Pendidikan Berbasis Outcome dan Kurikulum Merdeka mendorong terbentuknya individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, tetapi juga sikap, nilai, dan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. 

Hal ini menciptakan lingkungan pendidikan yang adaptif, inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun