Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pendidikan Gizi Anak Dimulai dari Meja Makan

29 Februari 2024   06:01 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.liputan6.com


Belakangan ini, topik pemberian makan gratis di sekolah menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa makanan yang disediakan, terlepas dari apakah gratis atau tidak, belum tentu memenuhi kriteria gizi yang sehat dan berimbang. Fenomena ini memunculkan pertanyaan akan kebermanfaatan makan gratis dalam memastikan bahwa anak-anak menerima asupan gizi yang memadai.

Beberapa sekolah telah menerapkan kebijakan terkait jenis makanan yang diperbolehkan, namun masih terdapat ketidaksesuaian antara menu makanan yang disediakan dengan standar gizi yang sehat. Contohnya, banyak menu makanan yang cenderung mengandung bahan olahan dengan tinggi gula, garam, dan lemak, seperti mie goreng, dan lain sebagainya. 

Di sisi lain, kebiasaan orang tua yang lebih memilih kenyamanan dengan membeli makanan jadi daripada memasak sendiri, tanpa memperhatikan kandungan gizi dan nilai nutrisi dari makanan. Kebiasaan ini menciptakan ketergantungan pada makanan instan yang cenderung kurang sehat. Padahal, orang tua memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi dan kebutuhan gizi anak mereka. 

Orang tua juga sering kali menyerahkan keputusan terkait makanan anak kepada pihak sekolah. Orang tua mungkin percaya bahwa sekolah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam memilih makanan yang sehat dan sesuai dengan standar gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan anak. Akibatnya, orang tua mengandalkan pilihan makanan yang disediakan di sekolah sebagai solusi yang praktis.

Dalam pengalaman saya, saya pernah melihat secara langsung bahwa ada sekolah-sekolah yang menyediakan dan menjual makanan tidak bergizi kepada anak-anak, contohnya adalah saat sekolah menawarkan kombinasi menu seperti nasi kuning dengan mi instan. Tentu sangat memprihatinkan karena makanan yang disajikan tidak hanya kurang seimbang secara nutrisi, tetapi juga cenderung mengandung bahan-bahan yang kurang sehat.

Ketergantungan pada makan instan dan olahan siap saji kemudian juga akan mempengaruhi hilangan budaya makanan lokal. Kekhawatiran bahwa anak-anak di kita semakin jauh dari budaya makanan tradisional mereka sendiri. Budaya makan yang sehat dan beragam, kaya akan rempah-rempah lokal, semakin terpinggirkan oleh makanan olahan dan siap saji. Hal ini dapat mengurangi apresiasi terhadap keanekaragaman pangan lokal yang sehat dan menyebabkan kehilangan pengetahuan tentang nilai gizi dan keberagaman makanan lokal.

Pendidikan Gizi Mulai dari Meja Makan

Mengahadapi fakta ini, maka perlunya langkah-langkah kongkrit agar kecukupan gizi anak terpenuhi. Menurut penulis, semuanya mesti bermula dari meja makan dirumah. Orang tua mestinya memberikan pendidikan gizi yang tepat bagi anak, agar dapat membantu anak-anak memahami asal-usul makanan, menghargai keanekaragaman pangan lokal, dan membuat pilihan makanan yang lebih sehat.

Meja makan adalah tempat yang paling tepat untuk memberikan contoh dan pengajaran tentang pentingnya makanan sehat dan gizi yang seimbang. Dengan memulai pendidikan gizi dari meja makan di rumah, orang tua dapat membantu membentuk kebiasaan makan yang sehat dan bergizi pada anak-anak sejak dini. Hal ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Selain di meja makan, pendidikan gizi juga dilakukan di meja belajar di sekolah. Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pemahaman gizi yang sehat pada anak-anak, asal-usul makanan dan pentingnya memilih makanan yang sehat.  Dengan memperkuat pendidikan gizi di meja belajar di sekolah, guru dapat membantu anak-anak memahami pentingnya gizi sehat sejak usia dini dan memupuk kebiasaan makan yang baik untuk masa depan mereka.

Selain itu, pendidikan gizi yang lebih terintegrasi dalam kurikulum sekolah, menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler terkait gizi dan kesehatan, seperti klub gizi atau kegiatan olahraga. Ini tidak hanya memberikan informasi tambahan tentang gizi kepada siswa, tetapi juga mendorong gaya hidup aktif dan sehat.

Tanpa mengurangi peran pemerintah sebagai katalisator maka pemerintah hadir sebagai fasilitator dalam memastikan gizi anak-anak dengan merancang kebijakan dan regulasi, mengimplementasikan program pangan dan gizi, menyediakan pendidikan gizi kepada masyarakat, melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap status gizi anak, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan pemahaman tentang pentingnya gizi yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Dengan demikian diharapkan program pemberian makan gratis di sekolah tidak hanya sekadar mengisi perut anak-anak, tetapi juga memberikan asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Makanan yang bergizi di rumah dan di sekolah seharusnya menjadi sarana untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya gizi yang sehat, serta membantu mereka membentuk pola makan yang baik sejak dini. Dengan demikian, kita dapat melangkah menuju Indonesia emas yang sesungguhnya, dengan generasi yang sehat dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun