Ketiga, pemerintah dan masyarakat perlu mendorong dan mengembangkan diversifikasi tanaman pangan, khususnya pangan lokal, sebagai pangan pengganti beras, sehingga petani tidak terlalu bergantung pada tanaman padi saja. Tanaman pangan lokal seperti ubi, jagung, sorgum dan kacang-kacangan memiliki kemampuan bertahan pada kondisi cuaca yang ekstrim. Selain itu, beragam jenis pangan lokal tersebut memiliki nilai nutrisi dan kandungan karbohidratnya justru lebih baik dibandingkan dengan beras (Kompas, 21 Februari 2024).
Keempat, penanggulangan perubahan iklim juga memerlukan tindakan mitigasi yang lebih serius. Diperlukan upaya bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang menjadi salah satu penyebab utama dari perubahan iklim global. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, serta melindungi dan mengembangkan hutan dan lahan basah sebagai penyerap karbon alami.
Dengan mengambil langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang tepat, diharapkan kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap pertanian dan ketersediaan pangan. Hal ini akan membantu memastikan keberlanjutan sistem pangan dan kesejahteraan petani, serta menjaga harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat. Namun, upaya ini juga memerlukan komitmen bersama dari seluruh pihak, baik dari petani, pemerintah, maupun masyarakat luas. Karena, naiknya suhu bumi tidak hanya berdampak pada pertanian dan harga beras, tetapi juga pada masa depan kesejahteraan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H