Makna di Balik Post-Election Syndrom (PES)
Politik elektoral merupakan perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan. Di mata para politisi, kekuasaan adalah hal yang sangat berharga dan karena itu harus direbut dan dipertahankan. Namun demikian, dinamika politik dan pertarungan dalam politik elektoral tidak semudah yang dbayangkan.
Setiap petarung akan berkonfrontasi dengan banyak lawan, yang adalah juga petarung yang berambisi menaklukan siapa pun untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan yang sama. Kekuasaan ibarat barang laka yang sangat berinilai, yang ingin selalu dicari, direbut, dan dipertahankan.
Penulis memaknai bahwa, dibalik Post-Election Syndrom (PES) dipahami sebagai kecenderungan untuk bertindak reaksional-emosional tanpa kontrol kesadaran atau rasionalitas, karena terlalu terobsesi untuk berkuasa (the will to power).Â
Obsesi untuk berkuasa menggebu-gebu dan terus menghantuinya, namun tidak beribang dengan kemampuan untuk menerima kekalahan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, Post-Election Syndrom (PES) adalah penyakit psikologis bagi orang-orang yang haus akan kekausaan, tetapi gagal menerima kenyataan ketika obsesi mereka terganjal kegagalan dalam pertarungan politik elektoral.
Manajemen Psikologi Pasca Pemilu: Preventive Mental Health Care
Sudah sering terjadi, pasca pemilu dan pertarungan politik elektoral, tidak sedikit kandidat yang frustasi, tarumatik, gila, dan bahkan melakukan bunuh diri akibat terserang sindrom ini.Â
Para konstetan politik yang gagal, tak mampu menghindari tekanan emosi dan stres. Bahkan, terkanan tersebut tak jarang dilampiaskan di arena publik dengan berbagai macam cara yang menggelikan dan memprihatinkan.
Untuk itu perlu langkah-langkah preventif dan positik, mental dan psikologi para konstetan politik yang gagal, tidak terjebak salam kondisi frustasi, tarumatik, gila, atau melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini bisa dilakukan dengan metode Preventive Mental Health Care
Bagi caleg yang gagal dalam pemilu, metode ini bertujuan untuk mengatasi dampak psikologis dari kegagalan dan memfasilitasi pemulihan metal-psikis yang sehat dan konstruktif.Â