Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu, hal ini sesuai menurut hukum distribusi Nernst. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien (Malau dan Asep, 2021).
Nernst pertama kalinya memberi pernyataan yang jelas mengenai hukum distribusi ketika tahun 1891, ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tidak dapat bercampur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperature tertentu. Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan (Mishra, 2021).Â
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik). Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan "bersih" baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat "Counter Current Craig" (Willian dan Hilfi, 2022).
IV. ALAT DAN BAHAN :
Alat-alat yang digunakan :
1. Corong pisah 250 mL 3 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
3. Buret 50 mL 2 buah
4. Pipet ukur 10 mL 2 buah
5. Labu ukur 50 mL 2 buah
Bahan-bahan yang digunakan :
1. Asam asetat 1 M
2. Petroleum eter
3. NaOH 0,5 M
4. Indikator phenolptalein
V. PROSEDUR :
1. Buat masing-masing 50 mL larutan asam asetat dengan konsentrasi 1 M ; 0,8 M ;0,6
M ;0,4 M; dan 0,2 M
2. Masing-masing larutan diambil 25 mL , masukkan kedalam corong pisah, sisanya 10
mL dimasukkan kedalam erlenmeyer untuk dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,5
M sehingga dapat diketahui konsentrasi asam asetat yang sesungguhnya. Titrasi ini
dilakukan dua kali.
3. Larutan asam asetat dalam corong pisah ditambah 25 mL eter kemudian dikocok
sampai terjadi kesetimbangan selama 10 menit. Kemudian dibiarkan sampai terjadi
pemisahan yang jelas antara air dan eter. Lapisan air dipisahkan kemudian diambil 10
mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 M sehingga dapat diketahu konsentrasi dalam
air setelah kesetimbangan.
4. Percobaan ini dilakukan untuk setiap konsentrasi asam asetat yang berbeda seperti
yang dilakukan pada tahap 2 dan 3.
VI. PEMBAHASAN :
Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.Dalam praktek solutakan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah.Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi.