Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Dalam Remang Senja Puncak Dua ( Bagian 1)

23 Desember 2023   08:26 Diperbarui: 23 Desember 2023   08:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Dalam Remang Senja Puncak Dua

                                                                                                         

Berangkat lebih pagi dari biasanya, berharap pulang sebelum sore. Mengisi awal liburan sekolah, hanya berdua suami kami berangkat dengan semangat dan bahagia karena akan panen singkong di lahan kecil Jonggol. 

Walau sudah musim hujan , namun  sudah sejak tiga hari lalu cuaca sangat panas.  Tak masalah sebenarnya , malah perjalanan lebih lancar dan lalu lintas lengang. 

Ternyata perbaikan jalan untuk dicor sudah sampai gerbang kavling, kendaraan harus lewat bergantian dengan kondisi  sisi jalan cor masih basah. 

Sampai di lokasi gerbang  darurat terbuat dari bambu dan diikat kawat menutup kavling kecil kami. Kubuka perlahan lilitan demi lilitan atas dan bawah hingga terbuka lebar. Memasuki lahan , nampak rimbun daun daun singkong muda menyambut dengan sentuhan  lembutnya.  

Kupandangi sekeliling, sepi, hanya terlihat hamparan lahan -lahan kavling tetangga yang kosong dengan ditumbuhi rumput dan semak rendah. nampak sejajar lahan kami, sudah ada dua bangunan baru setengah jadi tanpa penghuni. Ya, lahan  kavling disini mayoritas hanya untuk investasi sehingga pembangunannya terjedda dana.

Kami memasuki  bangunan kecil kami yang hanya 18 meter, itupun  baru  30 persen yang penting berdinding dan beratap. Dibantu mamang penjaga lahan warga sekitar, batang demi batang singkong pun tercabut hingga tersembul akar akarnya yang membesar . 

Hal yang luar biasa bagiku, saat paling bahagia bagi penanam adalah saaat memetik hasil.  Dari 20 cm batang singkong , menunggu 7-8 bulan dapat menghasilkan  akar-akar membesar yang disebut singkong,  yang bisa dikonsumsi menjadi berbagai olahan  enak .

Memeriksa beberapa tanaman lain yang mulai ceria kembali setelah lesu karena  kemarau panjang .  Pohon alpukat dan mangga gedong gincu yang kutanam kala  pandemi , sudah mencapai 2 meter, jambu kristal yang  menguning  daun-daunnya, srikaya yang bertunas dan muncul buah -buah kecil,  pisang uli yang masih remaja, lengkeng  yang berbunga lebat , jeruk lemon dengan satu buah yang menguning serta dua tunas pohon nanas yang nampak subur. 

Tak lama kami disitu, pukul 11.10 kami sudah keluar lokasi dengan membawa beberapa kilogranm singkong dan  daun singkong sepelukan. 

Singgah makan siang di Pojok sunda tak jauh dari kavling. Agak kaget juga karena sebelumnya tempat langganan kami ini bernama warung sate domba yang dikelola koperasi warga.  Dengan beberapa saung panggung, nyaman untuk makan disitu. 

Info pelayan hanya ganti pengelola walau masih manajemen koperasi. Dari khas sate dan sop domba menjadi berbagai menu masakan sunda. Musholla dan 3 saung dirobohkan , untuk diganti dengan spot baru.

Aku pesan jengkol balado dan ikan mas goreng dengan teh tawar panas, suami pesan ayam goreng dengan jeruk panas.  Harga yang sangat terjangkau, cenderung murah menurutku, jauh dibawah harga warung makan pada umumnya.  Kupesan sebungkus teri balado dan sebungkus jengkol balado untuk  oleh-oleh. 

Setelah sholat dzuhur kami lanjut perjalanan  untuk survey  kavling lokasi baru  di wilayah Cariu , berjarak 20 Km dari lokasi kavling awal. Medan jalan yang harus kami lalui agak ribet. jalan yang berkelok-kelok, menurun dan mendaki, semak lebat di kiri kanan yang menutup curam tikungan . 

Sesampainya di lokasi, seperti biasa, handphone pun kuambil untuk mengambil gambar sekitar.  Hingga , hal yang tak terduga terjadi.......

Lanjut Ke Bagian 2  ya.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun