Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Ceriwis

5 Februari 2023   21:49 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:10 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                             SI CERIWIS

Sudah dua hari Rainy tidak masuk sekolah , sejak demam di sekolah kemarin.  Kelas terasa sepi tanpa suara ceriwisnya. Terbayang wajah lugu polosnya tanpa ekspresi, rambut tipis lurus sebahu, gigi ompong 3,  barisan paling depan. Tubuh mungil lincah yang  tak bisa duduk tenang. Tiap ada kesempatan pasti maju ke meja guru, sesekali memijit punggungku, lumayan ...pijatan lembut tangan mungil  murid kelas 1 sekolah dasar  ternyata mampu meredakan pegal pegal tangan setelah koreksi.

Pernah diawal tahun pelajaran,  para guru diminta mendata siapa saja murid  yang sudah tidak memiliki  ayah. Aku pun mengumumkan hal itu dikelas  dengan bahasa yang mereka fahami. Spontan wajah Rainy menunduk dengan wajah sedih. Sementara  murid  yang lain terdiam, karena masih memiliki orang tua lengkap. Aku pun menghampirinya, menanyakan pelan pelan.

" Rainy ... kenapa, kok sedih?" tanyaku

Sedikit mengangkat kepala dan memandangku, seolah ingin aku melihat kesedihannya, lalu menunduk kembali.

" Ayah Rainy sudah tidak ada?" tanyaku lagi menunggu jawabannya.

Tanpa mengeluarkan suara, Rainy hanya mengangguk sedih.

" Oh ... sabar yha, jangan sedih kan masih ada mama", aku coba menghiburnya.

Aku pun mendata, bahwa di kelasku hanya Rainy yang ayahnya tidak ada, sementara murid lain memiliki orang tua lengkap .

           Esoknya  kelasku mengadakan rapat awal tahun pelajaran baru dengan mengundang orang tua.  Suasana kelas menjadi ramai oleh orang tua yang saling berkenalan  ditambah  anak anak yang menemani orang tuanya.

Acara rapat orang tua pun dimulai. Orang tua dan para murid duduk tenang . Tibalah ketika  kuumumkan tentang pendataan orang tua murid.

" Bapak ibu,  kemarin saya sudah mendata tentang orang tua murid, di kelas 1C  hanya Rainy yang tidak memiliki ayah,"

" Wah.... ayahnya Rainy ada bu, lagi kerja", spontan mamanya Rainy angkat tangan sambil setengah berteriak.

" Rainy... kamu bagaimana sih? kan ayah masih ada sekarang lagi kerja",  sambil senyum kecut mamanya menegur Rainy yang duduk di sebelahnya.

Spontan kelas menjadi riuh oleh tawa para orang tua. Mereka hanya geleng geleng kepala sambil mentertawakan Rainy yang tetap duduk tenang tanpa ekspresi rasa bersalah.

                        Ketika  literasi kelas  aku membacakan sebuah buku cerita berjudul "Bonnie dan Pak Tani " . Buku itu mengisahkan , suatu pagi pak Tani dengan Bonnie anjing peliharaannya memeriksa kebun jagung yang akan segera dipanen. Pak tani menemukan banyak bonggol jagung berserakan. 

Pak tani menduga ada pencuri yang telah memetik dan memakan jagungnya.  Pak tani meminta si anjing untuk mencari jejak pencurinya. Hingga Bonnie menemukan seekor kelinci sedang asyik memakan jagung di sela batang pohonnya.  Bonnie pun mengejar dan menangkap sang kelinci dan membawanya menghadap  pak tani.  Pak tani tidak menghukum sang kelinci  , malah akan memeliharanya menemani bonnie.

" Ibu... kenapa kelinci makan jagung?", Rainy  bertanya sambil mengangkat tangan.

" Lho... seharusnya kelinci makan apa yha?" aku pun balik bertanya.

" Makan worteeeeel...", serentak semua murid menjawab.

"Lalu...  kenapa kelinci itu makan jagung yha?"  tanyaku lagi

" Ya ...karena gak ada makanan lain bu", jawab beberapa murid

" Betul juga, lalu kenapa pak tani tidak menghukumnya?" aku masih memancing nalar anak anak.

" Mungkin pak tani kasihan sama kelincinya bu" jawab Rainy

" kenapa kasihan?"

" Kelincinya gak punya mama  bu, jadi gak ada yang kasih makan" , jawab Rainy

" Ibu.. kelincinya itu anak anak apa sudah dewasa? " Adnan ikut bertanya

" Iya ya.. mungkin kelincinya masih anak anak dan tidak punya mama", 

" Ibu... kelincinya juga gak punya rumah ya bu, kok pagi pagi sudah makan jagung di kebun pak tani?" tanya Adnan yang masih penasaran.

" Iya... kelincinya tidak punya mama, tidak punya rumah, harus mencari makan sendiri. Jadi, terpaksa mencuri jagung pak tani. Tapi, apakah boleh mencuri di kebun orang?" tanyaku pada seiisi kelas.

" Tidak boleeeeh..." serentak semua anak menjawab.

" Betul... apapun keadaan kita, tidak perlu mencuri. Beruntunglah kalian yang masih memiliki orang tua dan tempat tinggal,  ada yang menjaga dan merawat . Kita harus berterima kasih , menyayangi  dan menghormati orang tua kita, betul tidak?" jelasku sambil bertanya.

" Betuuuuuuuul....", kembali mereka menjawab dengan mantap.

                        Begitulah .. setiap hari ada saja kisah kisah lucu dan lugu anak anak kelasku. 

Bekasi, 05022023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun