Mohon tunggu...
Helny Untu
Helny Untu Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 10 Manado

Hobi membaca dan menulis. Menyukai hal yang baru dan positif.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akhlak Bermedia Sosial

5 Mei 2023   13:38 Diperbarui: 5 Mei 2023   13:49 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat menulis hal ini, air mata tak henti mengalir. Sedih, kecewa bahkan mungkin marah bercampur baur. 

Sebuah rasa yang menyakitkan namun susah dijelaskan. 

Ya, saat jempol ini iseng berselancar di media sosial berwarna biru, mata ini menemukan konten di sebuah grup viral yang anggotanya sangat banyak. 

Terlihat seorang ibu sedang siaran langsung dan menyorot wajah seorang gadis muda dengan seragam pramuka yang melekat ditubuhnya. Sepertinya dia sudah pulang sekolah. 

Si Ibu yang entah mengapa sudah siaran langsung melalui aplikasi media sosial itu langsung melabrak si anak. Dengan ketus dia bertanya tentang apa yang dilakukan si anak, dan tanpa ragu langsung menuduhnya pencuri. 

Gadis muda dengan kulit putih dan wajah bingung itu menyerahkan HP milik ibu itu. 

Si Ibu (bayangkan seorang ibu) tanpa belas kasihan terus menuduh si gadis sebagai pencuri tanpa mau mendengarkan perkataan si anak itu. Bahkan dengan gerakan yang berlebihan dia berteriak-teriak pada orang-orang disekeliling. Memanggil dan mengumpulkan massa dengan teriakan dan ucapan yang menyudutkan si anak. (Sampai disini saya semakin tidak suka dengan cara dan perlakuan ibu ini).

Video yang berdurasi hampir setengah jam itu menunjukkan kumpulan massa yang semakin banyak. Bapak-bapak, Ibu-ibu, pemuda bahkan anak-anak mulai bergerombol. Berdesakan ingin melihat perempuan muda itu. 

"Kenapa?"

Tanya seorang Ibu yang sudah berumur.

"Itu, ada anak perempuan mencuri di kios saya!"

Ucapan ibu yang memiliki kios begitu keras. Semua orang memandangnya. 

"Apa yang diambilnya?"

"Handphone saya!"

"Yang ini?"

Tanyanya sambil menunjuk HP yang sementara siaran langsung. 

"Bukan yang ini. Ada yang satu!"

"Kamu lihat langsung? "

"Tadi dia berdiri disini. Terus dia pasti lihat saya berjalan ke arah sana. Kayak ada yang nyuruh saya buat balik. Saya kaget dia sudah di dalam kios. Saya tanya apa yang kamu ambil. Dia jawab bahwa dia mengambil HP saya dan memberikan kepada saya!"

"Mungkinkah dia sedikit stres?"

"Anak sekolah. Itu masih pakai seragam. Saya tidak mengenalnya. Harus kasih pelajaran! Ayo dibawa ke kantor desa! Panggil orang tuanya supaya tahu! Panggil kepala sekolahnya! Tidak boleh dibiasakan dia seperti ini!"

Begitu terus dia berkata-kata sambil terus melakukan video siaran langsung. Astaga. Tidak bisa saya bayangkan perasaan anak gadis itu. 

Ketika dia menyorot ke dalam kios terlihat anak itu menangis sambil menutup wajahnya dengan tas. 

Memohon maaf. Dan tidak mau diajak ke kantor desa. 

Ibu itu tanpa malu bahkan terlihat senang melihat banyaknya jumlah orang yang datang ke kiosnya menyorot orang-orang yang datang. (disini air mata saya mulai deras)

Ketika dia kembali masuk ke dalam kios. Saya tergugu melihat gadis muda itu terduduk di lantai dengan muka kebingungan bercampur takut. Air matanya mengalir dan tetap tidak mau diajak ke kantor desa. 

Ucapan-ucapan bernada ancaman untuk membawanya ke kantor polisi makin membuat air mata mengalir di pipi mulus itu. 

Air mataku ikut menderas bahkan suara tangisanku begitu keras melihatnya menangis kuat dan berulang kali berkata

 "Mau pulang ... Saya mau pulang."

Video yang berhasil menarik hampir 2000 komentar itu mungkin telah dihapus. Tapi ingatan dan perasaan saya masih terpaut dengan gadis itu. 

Berharap dia kuat. Saya yakin dia hanya khilaf. 

Buat si Ibu pemilik kios. Saya berharap anda ataupun anak-anak anda tidak akan pernah berada di posisi seperti itu. 

Berharap anda lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Bahwa tidak semudah atau seenaknya seperti itu menggunakan media sosial. 

Semoga hal ini bisa menjadi bahan pembelajaran buat kita semua. 

Buat anak gadis berpakaian Pramuka yang cantik, aku menyayangimu.

Tolong jadilah kuat. Dan berubahlah. 

Manado, 05 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun