Ketika dia menyorot ke dalam kios terlihat anak itu menangis sambil menutup wajahnya dengan tas.Â
Memohon maaf. Dan tidak mau diajak ke kantor desa.Â
Ibu itu tanpa malu bahkan terlihat senang melihat banyaknya jumlah orang yang datang ke kiosnya menyorot orang-orang yang datang. (disini air mata saya mulai deras)
Ketika dia kembali masuk ke dalam kios. Saya tergugu melihat gadis muda itu terduduk di lantai dengan muka kebingungan bercampur takut. Air matanya mengalir dan tetap tidak mau diajak ke kantor desa.Â
Ucapan-ucapan bernada ancaman untuk membawanya ke kantor polisi makin membuat air mata mengalir di pipi mulus itu.Â
Air mataku ikut menderas bahkan suara tangisanku begitu keras melihatnya menangis kuat dan berulang kali berkata
 "Mau pulang ... Saya mau pulang."
Video yang berhasil menarik hampir 2000 komentar itu mungkin telah dihapus. Tapi ingatan dan perasaan saya masih terpaut dengan gadis itu.Â
Berharap dia kuat. Saya yakin dia hanya khilaf.Â
Buat si Ibu pemilik kios. Saya berharap anda ataupun anak-anak anda tidak akan pernah berada di posisi seperti itu.Â
Berharap anda lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Bahwa tidak semudah atau seenaknya seperti itu menggunakan media sosial.Â