Teori Belajar Konstruktivisme
Teori ini dikembangkan oleh tokoh seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky, dan menekankan bahwa belajar adalah proses aktif di mana individu membangun pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan tidak hanya diterima secara pasif, tetapi dibentuk melalui refleksi dan adaptasi terhadap informasi baru.
Piaget berfokus pada tahap perkembangan kognitif anak, di mana mereka membangun pengetahuan melalui pengalaman konkret dan abstrak.
Vygotsky menambahkan pentingnya interaksi sosial dan konsep zona perkembangan proksimal, yang mengindikasikan pentingnya bimbingan atau scaffolding dalam pembelajaran.
Inti: Pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan, bukan sekadar menerima informasi.
Teori Belajar Behaviorisme
Teori kognitivisme, yang dipelopori oleh tokoh seperti Jerome Bruner dan Ulric Neisser, berfokus pada proses mental dalam pembelajaran. Pembelajar dipandang sebagai pemroses informasi yang aktif, yang mengorganisir, menyimpan, dan mengambil kembali informasi yang diperoleh. Berbeda dengan behaviorisme, kognitivisme tidak hanya melihat respons eksternal, tetapi juga memahami bagaimana pikiran dan pemahaman berkembang.
Bruner mengembangkan konsep pembelajaran berbasis penemuan, di mana pembelajar diharapkan untuk secara aktif menemukan pengetahuan melalui pengalaman dan eksplorasi.
Neisser menekankan peran memori, persepsi, dan perhatian dalam proses pembelajaran.
Inti: Pembelajaran adalah proses internal di mana individu menyusun dan mengelola informasi secara aktif.
BAB III